Saat ini Kita hidup di dalam era
materialistis. Nilai-nilai spiritual dan religious telah mundur ke belakang,
karena tergeser oleh norma lain yang sejalan dengan dinamika perkembangan
zaman. Kondisi ini dipicu oleh kemegahan dan kemilauan dunia sehingga manusia
menjadi terlena dan lupa.
Akhirnya, manusia berpaling dari
akhirat disebabkan oleh dunia. Mereka lengah dari akhir perjalanan yang pasti
akan tiba, yaitu kematian dan kehidupan sesudah kematian. Tidak ada yang mereka
persiapkan untuk menghadapi hari itu, karena dunia masih saja memperdaya dan
memikat mereka akhirnya kematian datang tiba-tiba. Ketika itu barulah mereka
melihat hakikat yang selama ini mereka lupakan atau pura-pura mereka lupakan.
Akhirnya mereka menyesal pada waktu hari penyesalan itu tidak lagi berguna.
Maha benar Allah SWT berfirman, “Telah
dekat kepada manusia hari penghisaban segalam amalan mereka, sedang mereka
berada dalam kelalaian lagi berpaling
(dari pada-Nya). Tidaklah datang pada mereka satu ayat Al-Qur’an pun yang baru
(diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka
bermain-main (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. (QS. Al-Anbiya : 1-3).
Kita telah terjerumus jauh ke dasar
jurang yang disebabkan Kita lupa akan kematian, atau kita pura-pura tidak
tahu dan lalai akan kenyataan ini.
Atapun kita telah lupa oleh kemilau dunia dan fitnahnya, sehingga kita tidak
lagi dapat melihat akhir dari kehidupan
ini.
Orang akan menyangka kematian itu
hanyalah milik orang yang sakit-sakitan dan orang yang sudah tua renta. Padahal
kematian itu milik siapapun itu, dari orang sehat, anak muda, pejabat, rakyat
jelata, dan siapapun itu. Mereka menyangka bahwa kematian sangat jauh darinya,
namun sebaliknya kematian sangat sangat
dekat dengan kita.
Begitulah kita menyangkal dan
melupakan kematian. Alangkah tepatnya ucapat Imam Hasan Al Bashri RA ketika dia
berkata. “Aku tidak pernah melihat sebuah
keyakinan yang paling miring dengan Keraguan selain daripada keyakinan manusia
terhadap kematian.”
Oleh karena itu
Rasulullah SAW berpesan kepada kita agar selalu mengingat kematian, sering
membayangkannya dan menunggunya, sehingga dapat mendorong kita untuk beramal shalih dan bersiap-siap
menghadapi hari akhir. Sebagaimana Rasulullah SAW Bersabda, “Perbanyaklah kalian untuk mengingat akan
pemutus kelezatan (kematian). (HR. Tirmidzi).
Semoga bermanfaat.
Sumber : Buku
Cukuplah Mati Sebagai Peringatan, karya Adil Ahmad Al Janzuri.
Selasa, 11 Maret 2014
Amir SangPemimpi
Follow Twitter saya @AmirJundi