Kasta adalah pembagian masyarakat dalam kehidupan. Dalam
sejarah, dimana tatanan masyarakat diubah dari warna ke kasta, untuk menguatkan
statusnya di dalam masyarakat. Kasta memberikan seseorang berkedudukan tinggi
di dalam masyarakatnya.
Seperti yang saya lihat tadi saat saya membawa pasien
saya ke poli penyakit dalam untuk di USG
(saya seorang perawat). Saya lihat dokternya sangat ramah dan welcome terhadap
pasiennya, dan ternyata pasiennya itu dari kalangan ‘orang atas’, dan jika
pasiennya orang biasa, dokter itu tidak seramah yang saya lihat. Saya tidak
mengerti mengapa si dokter
membeda-bedakan pasiennya. Bukankah dokter telah disumpah atas nama
Tuhan bahwa semua harus sama pelayanan yang diberikan tanpa melihat status
sosialnya.
Saya sangat yakin di luar sana baik di pemerintahan atau
di masyarakat lebih banyak apa yang saya lihat tadi.
Padahal, dalam Islam tidak ada tingkatan di dalam
masyarakat. Di dalam Islam memang ada orang kaya, akan tetapi mereka itu tidak
membentuk kelompok tersendiri yang
mewariskan kekayaannya. Mereka adalah individu-individu yang biasa seperti lainnya, karena si kaya
setiap saat bisa saja menjadi miskin, dan si miskin bisa saja menjadi kaya.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan” (Al-Insyirah : 5)
Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya
ayahmu satu.. Ketahuilah, tidak ada unggulan orang arab atas non arab, tidak
pula non arab dengan orang arab, serta tidak pula orang berkulit hitam atas berkulit merah yang membedakan adalah
taqwanya (HR. Ahmad).
Semua manusia pada dasarnya sama yang membedakannya
adalah taqwanya kepada Allah SWT.
Dalam hadist yang lain Rasulullah SAW besabda,
“Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk atau rupa kamu, juga tidak
harta kamu. Akan tetapi Allah SWT memandang kepada hati dan amal perbuatanmu.
(HR. Ibn Majah).
Semoga bermanfaat.
Tidak ada Kasta dalam ISLAM |
Rabu, 5 Maret 2014
Amir SangPemimpi
Follow twitter saya
di @AmIrJundi
0 komentar:
Posting Komentar