Minggu, 19 Oktober 2014
24 Dzulhijjah 1435 H
Di Ruang IGD Rumah Sakit Jiwa Aceh
Malam ini saya mengalami kerinduan yang tersangat dengan ibu saya disana. Mau telepon ibu, pulsa tidak cukup, saya sedang berdinas malam. Saya meng-sms kakak saya untuk menanyakan kabar ibu dan menitipkan salam kepada beliau. Biasanya saya paling tidak menelepon ayah dan ibu seminggu dua kali untuk menanyakan kabar dan mengobrol.
Banyak sekali momen yang pernah kami lakukan bersama, teerutama saat berjualan di pajak pagi Kualasimpang, Aceh. Sejak kelas 1 SMA, saya sudah mengantar ibu ke pajak untuk berjualan. Kami berangkat pukul 04.00 pagi. Sampai di pajak, ibu berbelanja sayur-sayuran, sedangkan saya membereskan barang jualan ibu saya. Tugas rutin saya saat di pajak adalah mengupas gori (nangka mentah) dan kemudian mencincangnnya. Ibu saya paling tidak menghabiskan 30 kg gori setiap hari untuk langganan ibu. Setelah selesai, saya pamit pulang untuk bersekolah. Itulah mengapa di kelas saya di juluki tukang tidur oleh teman SMA saya.
Saya adalah anak yang sangat dekat dengan ibu. Ibu sering menceritakan pengalaman pahitnya kepada kami anak-anaknya. Mendengar cerita ibu membuat saya miris, sedih sampai meneteskan air mata. Begitu kerasnya kehidupan yang dilalui oleh ibu saya. Ibu selalu berpesan kepada kami anak-anaknya, jadilah anak yang dibanggakan, menjaga nama baik keluarga, bermanfaat bagi sesama, ingat Allah dalam segala hal, ayomi adik-adik dan salsa sampai doktor.
Oh ibu, dirimulah wanita yang paling saya cintai di dunia ini. Pesanmu akan selalu saya ingat ibu.
Saya selalu berdo'a setelah sholat agar Allah mengampuni segala kesalahan ayah dan ibu. Ibu, semoga suatu masa nanti kita, saya, ayah, ibu, bang Abdul, kak Hayati, kak Nana, Salsa, dek Nisa, dek Fatimah dapat menatap Ka'bah Allah secara langsung. Semoga kita berkumpul di syurga Allah yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.
Allah, jika Engkau berkenan cabutlah nyawa ayah dan ibuku saat melihat bersujud di Rumah-Mu. Saya ikhlas ibu dan ayah dimakamkan di tanah haram-Mu.
Adik, saya dan ibu saya |
Keluarga Besar Saya |
Salam rindu ibuku, dari anakmu.
Amiruddin Simbolon
Follow twitter saya Amirjundi
0 komentar:
Posting Komentar