Sabtu, 25 Oktober 2014

Memaknai Hijrah



     25 Oktober 2014
1 Muharram 1436 H

Memakna Hijrah

Hari ini adalah 1 Muharram 1430 H, yaitu tahun barunya umat Muslim di seluruh dunia. Sering diantaranya kita tidak begitu menyadari pergantian hari, bulan, bahkan tahu hijriah, namun begitu ingat dengan penanggalan Masehi. Memang tidak dilarang, namun sungguh terlalu jika tidak mengetahui penanggalan hijriah.

Tahun Baru Islam



Jika pergantian tahun masehi, biasanya dirayakan dengan pesta kembang api, keyboard, melakukan pesta dan hiburannya lainnya. Apakah kita sebagai Muslim juga harus mengikuti seperti itu untuk menyambut tahu baru hijriah.

Khalifah Umar bin Khattab mengambil pendapat Sayyidina Ali bin Abi Thalib untuk memulai penanggalan tahun Hijriah pada saat Rasulullah SAW hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Peristiwa hijrah berpengaruh dan menjadi titik tolak kebangkitan Islam. Maka tak heran peristiwa itu dijadikan patokan dalam penanggalan hijriah.


Memaknai Hijrah

Peristiwa pergantian tahun hijriah haruslah kita maknai dengan penuh kebaikan. Mari kita renungkan firman Allah SWT sebagai berikut :
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa  dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ( QS. Al- Imran : 185 )

Dari firman Allah SWT di atas, setidaknya ada tiga hal yang patut kita renungkan.

Pertama, pergantian tahun menunjukkan betapa semakin dekatnya kita dengan kematian. Jatah usia kita semakin berkurang. Kita semakin melangkah dekat dengan akhir kehidupan kita.

Kedua, kita merenungkan apakah langkah kita di tahun sebelumnya mendekatkan diri ke surga, atau justru mendekatkan kita ke dalam Neraka? Pergantian tahun dapat kita jadikan evaluasi diri dan bermuhasabah diri. Khalifah Umar bin Khattab berpesan, “Hisablah dirimu sebelum dihisab, dan timbanglah dirimu sebelum ditimbang”.

Ketiga, pergantian tahun dijadikan untuk mengevaluasi kualitas hidup kita. Sudahkah kita menjadikan kesuksesan akhirat menjadi acuan kita, atau malah justru dunia yang fana ini menjadi tujuan kita. 

Sahabat, yok mari kita berhijrah dari hal-hal buruk dan sia-sia ke dalam kehidupan yang berkualtas berdasarkan syariah Allah.

Semoga kita paham memaknai hijriah.

NB : Rencana mau nulis siang ini, namun tadi diajak ke Lampuuk sama teman-teman, jadinya mala mini baru bisa di post :D

Banda Aceh, 1 Muharram 1436 H Pukul 14.01 WIB

Amir SangPemimpi

Senin, 20 Oktober 2014

Ibuku

Minggu, 19 Oktober 2014
       24 Dzulhijjah 1435 H

Di Ruang IGD Rumah Sakit Jiwa Aceh

Malam ini saya mengalami kerinduan yang tersangat dengan ibu saya disana. Mau telepon ibu, pulsa tidak cukup, saya sedang berdinas malam. Saya meng-sms kakak saya untuk menanyakan kabar ibu dan menitipkan salam kepada beliau. Biasanya saya paling tidak menelepon ayah dan ibu seminggu dua kali untuk menanyakan kabar dan mengobrol.

Banyak sekali momen yang pernah kami lakukan bersama, teerutama saat berjualan di pajak pagi Kualasimpang, Aceh. Sejak kelas 1 SMA, saya sudah mengantar ibu ke pajak untuk berjualan. Kami berangkat pukul 04.00 pagi. Sampai di pajak, ibu berbelanja sayur-sayuran, sedangkan saya membereskan barang jualan ibu saya. Tugas rutin saya saat di pajak adalah mengupas gori (nangka mentah) dan kemudian mencincangnnya. Ibu saya paling tidak menghabiskan 30 kg gori setiap hari untuk langganan ibu. Setelah selesai, saya pamit pulang untuk bersekolah. Itulah mengapa di kelas saya di juluki tukang tidur oleh teman SMA saya.

Saya adalah anak yang sangat dekat dengan ibu. Ibu sering menceritakan pengalaman pahitnya kepada kami anak-anaknya. Mendengar cerita ibu membuat saya miris, sedih sampai meneteskan air mata. Begitu kerasnya kehidupan yang dilalui oleh ibu saya. Ibu selalu berpesan kepada kami anak-anaknya, jadilah anak yang dibanggakan, menjaga nama baik keluarga, bermanfaat bagi sesama, ingat Allah dalam segala hal, ayomi adik-adik dan salsa sampai doktor.

Oh ibu, dirimulah wanita yang paling saya cintai di dunia ini. Pesanmu akan selalu saya ingat ibu.

Saya selalu berdo'a setelah sholat agar Allah mengampuni segala kesalahan ayah dan ibu. Ibu, semoga suatu masa nanti kita, saya, ayah, ibu, bang Abdul, kak Hayati, kak Nana, Salsa, dek Nisa, dek Fatimah dapat menatap Ka'bah Allah secara langsung. Semoga kita berkumpul di syurga Allah yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. 

Allah, jika Engkau berkenan cabutlah nyawa ayah dan ibuku saat melihat bersujud di Rumah-Mu. Saya ikhlas ibu dan ayah dimakamkan di tanah haram-Mu.



Adik, saya dan ibu saya

Keluarga Besar Saya

Salam rindu ibuku, dari anakmu.


Amiruddin Simbolon

Follow twitter saya Amirjundi



MERANTAU


Minggu, 19 Oktober 2014
       24 Dzulhijjah 1435 H

Banda Aceh, tulisan ini di tulis saat sedang dinas malam di IGD Rumah Sakit Jiwa Aceh.


Dahulu setelah saya selesai kuliah ingin rasanya bekerja dan hidup bersama ayah, ibu serta saudara saya di sini (rumah kami). Saya juga pernah bilang kepada ibu bahwa saya ingin selalu bersamanya, Namun karena pekerjaan saya harus berpisah jauh dari ayah dan ibu. Ya, saya merantau ke ibukota propinsi Aceh meninggalkan ibu yang berjarak sekitar 467 km.

Merantau adalah petualangan di kehidupan baru, mengenal orang baru, tempat baru dan adat istiadat baru, serta bahasa daerah yang baru. Dengan merantau kita tahu bagaimana hidup jauh dengan orang yang kita kenal dan orang yang sangat kita cintai. Kita juga mempunyai inisiatif untuk menyelesaikan masalah hidup secara mandiri.

Saya pernah berpikir, jika saya berdiam di tempat, di kampung, apa yang saya dapat. Padahal dunia ini begitu luas. Kesempatan ini memungkinkan saya tinggal menjajal hidup ditempat yang baru, yang pasti menawarkan nuansa yang baru dan juga menawarkan peluang yang jauh lebih indah.

Dunia ini luas kawan, jangan mempersempit pergerakan kita, Datangilah bumi Allah yang lain. Nikmati perjuangan di tempat yang berbeda. Perantau adalah manusia perkasa yang berani bertarung dalam ketidakpastian.

Hidup adalah momentum untuk berpetualang. Petualangan yang tak pernah berhenti sebelum kita menemukan di mana letak kesuksesan kita berada.

Ada pertuah Imam Syafi'i, seorang bijak yang ilmunya menjadi rujukan umat Islam hingga saat ini.

"Orang berilmu dan beradab takkan diam dikampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
Merantaulah, kau akan mendapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.

Berlelahlah-lelahlah, manisnya hidup tersa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi keruh karena bertahan.
Jika air mengalir menjadi jernih, jika tidak akan keruh mengenang.

Singa jika takkan tinggalkan sarang, takkan dapat mangsa.
Anah panah jika tak tinggalkan busur takkan kena sasaran.

Bijih besi bagaikan tanah sebelum digali dan ditambang.
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan."

                                                                                 = Imam Syafi'i =

Amir SangPemimpi

Di dalam keheningan IGD















  

Rabu, 08 Oktober 2014

KITA ADALAH PEMENANG


Banda Aceh. 9 Oktober 2014
              14 Dzulhijjah 1435 H


Saat kita dilahirkan, kita sudah menjadi pemenang. Dari milyaran sel kemungkinan, hanya ada satu yang dapat menembus sel telur, itu adalah kita. Kita adalah pemenang kompetisi itu. Begitulah sebuah fakta ilmiah yang diungkap Dale Carnegie dari sebuah buku klasik, You and Heridity.


Lahir sebagai manusia unik, dan tak ada satupun di seluruh dunia ini yang sama sekali dengan kita. Kita makhluk sangat spesial yang Allah ciptakan. Masterpiece yang tiada duanya. Tak ada yang mampu sama persis dengan kita.

Tercipta dengan sangat luar biasa, sangat spesial. Bolehkah kedua mata kita dibeli satu miliar? Bolehkah pendengaran kita dibeli dengan Lamborghini? Atau bolehkah kepala kita ditukar dengan sebuah rumah yang super mewah? Ya, harga kita tak ternilai dari apapun benda yang ada di dunia ini.

Makhluk spesial haruslah dihargai dengan tugas yang spesial pula. Makhluk terhormat haruslah diberi tugas kehormatan pula. Makhluk berharga haruslah diberi tugas dan tanggung jawab yang beerharga pula. Jika makhluk  terhormat diberi tugas dan wewenang remeh, tentu itu merupakan pelecehan terhadapnya. Orang besar harus diberi tugas besar pula.

Kita Pemenang

Berani menjadi manusia, harus berani memegang tanggung jawab  yang disertakan Allah padanya. Berani jadi manusia  harus berani mengemban tugas yang diamanatkan Sang Pencipta kepadanya.

Tapi lihatlah prilaku kebanyakan manusia, mereka melecehkan dirinya sendiri dengan tertunduk kepada mahkluk yang diciptakan lebih rendah darinya. Mereka menjual martabat dirinya demi pangkat, menukar dirinya demi limpahan harta, mengorbankan waktunya melakukan tugas yang tak pantas dilakukan mahkluk yang namanya manusia.

Saya mempunyai misi hidup bermanfaat untuk orang lain. Saya setelah sholat, saya usahakan berdo'a semoga apa yang saya punya, apa yang saya miliki bermanfaat untuk sesama manusia, semoga dengan ini dapat memperberat timbangan saya di yaumil hisab kelak. 

Jangan pernah meremehkan karya Allah dengan pilihan-pilihan hidup yang kerdil. Jangan pernah melecehkan mahakarya Allah dengan aktivitas-aktivitas kita yang kecil.

Sang Masterpiece

Sebuah kedurhakaan jika kita mengisi hidup dengan beragam kegiatan yang tak layak dilakukan oleh sang mahakarya. Tentu kezaliman yang tersangat jika mahkluk yang istimewa ini hanya numpang lewat dalam kenangan. Lahir, hidup, mati tanpa meninggalkan warisan berharga. Alangkah bahagianya saat kita mati, kita meninggalkan warisan yang bermanfaat sehingga pahalanya terus mengalir walaupun kita sudah tiada.

Hidup terlalu singkat dipakai nyantai. Hidup adalah kompetisi. Hanya ada 2 pilihan, ada yang sukses ada yang gagal. Ada yang naik dan ada yang turun. Ada yang mulia dan ada yang hina. Al Qur'an mewasiatkan agar kita fastabiqul khairaat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Saat kita jalan, di lain tempat orang lain sedang berdiri, di lain tempat orang lain berlari kenjang menuju impiannya masing-masing. Yok mari sahabat, bangun dari tidur panjang. Mumpung jantung kita masih berdetak, isilah aktivitas produktif. Hidup sekali, berarti, lalu mati.


Terlahir sebagai PEMENANG


Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @Amirjundi


Nasehat untuk Kita



Nasihat

  1. Jangan pernah melupakan orang-orang yang membantu saat kita sedang dalam kesulitan besar. Teman-teman sejati.
  2. Juga jangan pernah melupakan orang-orang yang justru pergi, menjauh, apalagi tidak bersedia membantu sama sekali, saat dalam kesulitan besar itu. Teman-teman palsu.
  3. Dan tentu saja jangan pernah melupakan orang-orang yang membuat kita dalam kesulitan besar itu. dimaafkan ya ? Dilupakan jangan.
Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @Amirjundi

Sabtu, 04 Oktober 2014

Oh Idul Adha 1435 H

Sabtu, 4 Oktober 2014
9 Dzulhijjah 1435 H

In Warkop Lueng Bata, Banda Aceh Pkl. 11.55 WIB

Hari ini sebenarnya saya ingin merayakan Idul Adha, tapi kebanyakan masyarakat Indonesia hari raya esok hari, sesuai hasil ruqyah Pemerintah Republik Indonesia. Saya baca pada hakikatnya hari raya Idul Adha adalah saat jamaah haji wukuf di Padang Arafah, seharusnya hari ini Hari Raya Idul Adha. Banyak hadist yang menerangkan demikian.

Saya bingung mengapa di Indonesia berbeda, padahal kita mempunyai kelender hijriah dan kalender masehi yang sama, kita juga berpijak di bumi dan menjunjung langit yang sama. Tapi itulah, saya mengikuti Ulil Amri, mereka lebih paham tentang ini. Semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan kita. Wallahu a'lam. 

#Suarahatiku.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

#DilemaPengusaha

#DilemaPengusaha

  • Rumahnya kredit KPR
  • Kendaraannya LEASING
  • Modalnya pinjaman BANK
  • Asetnya DIASURANSIKAN
  • Belanjanya pake KARTU KREDIT
  • Bisnisnya MULTI LEVEL MARKETING
  • Di kantornya bikin KOPERASI
  • Investasinya di pasar SAHAM
  • Naik hajinya pake DANA TALANGAN
Coba tanyakan, 
Apa ingin masuk Surga ... ?

Jawabnya PASTI INGIN ... !

Ya Allah, jauhkan kami dari RIBA.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

Yok Bersyukur


Hidup kok ngeluh terus, kapan syukurnya ?
Manyun terus, kapan cerianya ?
Minta ortu terus, kapan ngasihnya ?
Nonton tipi terus, kapan ibadahnya ?

Galau terus, kapan senangnya ?
Belanja terus, kapan sedekahnya ?
Pacaran terus, kapan nikahnya ?
Fesbukan terus, kapan berkaryanya ?

Nah, LoH :)

Orientasi Terakhir di Rumah Sakit Jiwa Aceh

Sabtu, 30 September 2014  Pkl. 18.30

Hari ini adalah orientasi terakhir saya. Alhamdulillah orientasi selama 2 bulan selesai sudah. Mulai dari balee Seulanga, Asoka, Melur, Mawar, Seurune, Napza, Poliklinik, IGD, dan tadi balee Dahlia.

Allah, mampukan hamba dalam memaksimalkan setiap pengalaman yang didapat dari orientasi ini. Jadikanlah hamba orang yang penuh syukur, bermanfaat bagi sesama, ramah, mudah berbagi kepada siapapun. Rhidoi hamba dalam menyelesaikan amanah ini. Aamiin

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

Sebuah Fakta "Orang yang Hidup di Atas Rata-Rata"

Selasa, 26 Agustus 2014.
Catatan dinas di Balee Dahlia Rumah Sakit Jiwa Aceh, Propinsi Aceh

Sebuah Fakta "Orang yang Hidup di Atas Rata-Rata"
  1. Mereka memperjuangkan kehidupan terbaiknya. Baik dari aspek financial, spritual, karir/bisnis maupun sosial masyarakat.
  2. Mengoptimalkan sumber daya dan jaringan. Mereka mengoptimalkan cara kerja keras, cerdas dan ikhlas serta mengoptimalkan keluarga, saudara, teman kuliah, orang-orang expert dan mitra kerja.
  3. Terbiasa memberi lebih dari yang diterima. Bukan jadi penuntut hak, sibuk memberikan prestasi dan karya nyata.
Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

5 Cara Mengobati Patah Hati

Rabu, 20 Agustus 2014

  1. Yakinlah diri, ketika kita dipisahkan dengan seseorang, hanya ada dua kemungkinan : yaitu Kamu terlalu baik baginya atau dia terlalu baik bagimu. Jika kemungkinan pertama, bersyukurlah. Jika yang kedua bertobatlah.
  2. Buka hatimu, beri kesempatan seseorang diluar sana yang jauh lebih baik dari sebelumnya yang memang dipersiapkan oleh Allah untukmu.
  3. Sibukkan waktumu untuk hal produktif. Orang yang sangat sibuk dalam mengejar mimpi hebatnya, tak punya waktu untuk bersedih.
  4. Perluaskan pergaulan, perbanyak teman. Berhenti mengurung diri di kamar. Dunia ini luas, manusia di muka bumi bukan hanya dia. Ada banyak orang yang menyayangimu.
  5. Dekatkan diri kepada Allah, jangan tinggalkan yang wajib, perbanyak amalan sunnah. InsyaAllah kedekatan kita pada Pencipta menjadi pedoman luka dalam jiwa.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

*Catatan Menuju SuksesMulia

Rabu, 20 Agustus 2014
Dinas hari ketiga di IGD RSJ Aceh

Ada mililiaran manusia yang hidup dalam satu generasi, namun hanya segelintir yang muncul namanya menjadi bintang. Sementara yang lain, lahir dan hidup bertahun-tahun dan meninggalkan dunia tanpa sedikitpun jejak sejarah yang ditinggalkannya.

Kita memilih mana, menjadi rata-rata atau menjadi manusia yang namanya dikenang dalam sejarah, yang saat di alam barzakh orang-orang merasakan kebaikan nama baik kita. MasyaAllah betapa bahagianya jika kita meraih kemulian itu.

Jika pun tak menjadi bintang, cukup jadilah orang baik, yang menjalani hidup dengan kejujuran, kebersihan hati dan keindahan akhlak. Dengan semua itu, meski nama kita tak dikenal penduduk bumi, semoga nama kita sangat dikenal oleh penduduk langit.

Amir SangPemimpi.

Follow twitter saya @AmirJundi

Rezeki Itu Jaminan Allah








Yakinilah REZEKI itu jaminan Allah. Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah mencukupkan-Nya.

Ingin mengobrol dengan saya follow twitter saya @AmirJundi