Sabtu, 28 Februari 2015

Akhirnya, Dendam Terbalaskan dan Dapat Melihatmu Secara Langsung Ustadz.



Banda Aceh, Jumat, 27 Februari 2015 Pukul 18.30 WIB

Dua hari yang lalu saya membaca Koran Madani, disitu ada ajakan untuk datang di Taman Sari, ada Ust. Yusuf Mansyur mengisi kajian Jum’at. Niat kuat ingin pergi pada hari Jum’at pukul 08.00 pagi. Juma’t itu saya sudah bangun, tapi ada rasa pigi tidak, pergi tidak, dan sampailah pukul 09.00 pagi. Saya lihat di twitter Ust. Yusuf Mansyur, barulah saya menyesal melewatkan kesempatan yang langka ini untuk berjumpa Ust. Yusuf Mansyur. Dalam hati, akan saya balaskan dendam ini (ingin melihat langsung Ust. Yusuf Mansyur).

Jum’at ini saya tahu yang mengisi Khatib di Mesjid Agung Al Makmur Lamprit adalah Ust. Yusuf Mansyur. Saya pergi agak cepat agar dapat shaf yang depan. Alhamdulillah, saya dapat barisan 3 shaf di depan. dan ketika pengurus Mesjid membacakan siapa yang menjadi khatib, ternyata memang betul Ust. Yusuf Mansyur yang ngisi. Perasaan senang pun menghampiri. Serasa seperti diumumkan pemenang dalam kontes (pernah ngalamin ini sebelumnya).

Setelah adzan mau dikumandangkan, sang khatib mengambil tempat di atas mimbar. Luar biasa wajah Ust. Yusuf Mansyur, putih bersih, bercahaya, dan tampak kelopak mata beliau hitam. Saya yakin beliau sering menangis saat Sholat malam.

Dalam khutbah, beliau mengupas tentang shalawat nabi. Beliau mengajak kita untuk senantiasa bershalawat atas Rasulullah SAW setiap saat pagi ataupun petang. Lantunannya quran yang beliau bacakan sungguh merdu dan indah. Beliau juga mengajak kepada jamaah untuk senantiasa mengerjakan sunnah Rasulullah SAW, sholat dhuha, sedekah, sholat sunnah qabliah dan ba’diah, sholat malam, berbuat baik, dan banyak perbuatan baik yang lain. Beliau juga mengajak kepada jamaah untuk senantiasa yakin kepada Allah tentang rezeki. Bahwa Allah seperti perasangka ummat-Nya, pesan beliau. Setelah selesai khutbah, beliau sekaligus menjadi imam sholat. Lafadz surat yang dibacakan jelas dan merdu.

Selesai sholat beliau member hadiah kepada semua jamaah, hadiah beliau adalah do’a untuk menjalani hidup ini. Hadiah beliau adalah, ‘Allah, Engkaulah Tuhanku, tempat meminta segala sesuatu”.

Selfie saat mengisi Tausyiah dengan tema ngafal Qur'an mudah dan berkah di Taman Sari

Ust. Yusuf Masnyur dengan giok Aceh di jarinya

Ust. Yusuf Mansyur dan Wali Kota Banda Aceh Illiza saat Ust. YM beranjak pulang dari Banda Aceh. Sampai bertemu kembali di Banda Aceh Ust. YM

Ini adalah pengalaman religius yang sangat berkesan. Semoga di waktu yang lain dapat bertemu kembali dengan engkau Ust. Yusuf Mansyur. Salam dari saya.


Amiruddin Simbolon

Mengecewakan





Banda Aceh, 28 Februari 2015


Semoga tidak ada yang baca kisah ini :D

            Saya mulai cerita kekecewaan saya saat keadaan mepet. Bulan Februari ini ada kesalahan management keuangan. Asli kacau dan bingung saat tanggal memasuki 20an, maklum tanggal tua. Uang dan tabungan terpaksa dikorek dalam-dalam, bahkan ATM bang Aceh, bang BRI, dan bang Mandiri tidak mampu membantu. Ya terpaksa memanggil teman lama (baca uang) yang dulu dipinjam orang.

            Sebenarnya saya malas dan ungkit-ungkit orang yang pakek (baca pinjam) uang saya. Namun kondisi kecepit yang membuat harus ambil tindakan. Kan tidak elok kita pinjam uang kepada orang, sedangkan kita punya uang yang orang lain pakek. Ya terpaksa harus berani walaupun malu terhadap diri sendiri. Maklum, saya orangnya anti sekali minta sama orang lain walaupun itu milik kita sendiri.

            Dahulu kisah, ada seseorang yang meminjam dana ke saya. Saya orangnya kalau ada bilang oke terus tanpa tanya-tanya untuk apa kebutuhannya. Saya gitu orangnnya :D. Ya langsung saja saya transfer ke rek nya. Itupun bahkan pertama pinjam sekian, dan ternyata minta lebih. Alasannya untuk inilah untuk itulah. Oke, saya kirim terus tanpa piker panjang. Mereka janji akan kembalikan tanggal sekian bulan sekian. Saya mah jawab okeh saja. Maklum orang baik :D (Menurut saya sendiri sich :p).

            Waktu pun terus berjalan, waktu yang dijanjikan pun tiba. Dan tidak ada kabarnya, bahkan permintaan maaf pun karena tidak sesuai janji pun tidak ada. Ya gitulah, orang kalo mau minjam sesuatu ya senjatanya melas, untuk ini itu yang sangat urgen. Namun, setelah apa yang didapat sudah di tangan, selamat tinggal, good bye.

            Saat saya lagi sangat butuh ‘penyegaran’ (baca uang), saya sms dengan menyebut tanggal peminjaman tidak dibalas sama sekali. Ada juga yang balas, tapi ya lagi diusahakan katanya. Kita diam, mereka pun diam. Ingat, hanya saya saja yang tau kisah ini ya :p.

            Di lain kisah ada yang buat saya sedih, ada sahabat saya yang sangat butuh ‘dana segar’ buat beli obat, namun saya tidak mampu untuk membantunya. Di situ kadang saya merasa sedih. Saya sangat dekat dengan sahabat saya ini. Beliau divonis dokter mengalami inpeksi ginjal sebelah kiri, dan harus minum obat seumur hidup. Beliau meminjam uang IDR 300K, namun saya lagi tidak ada dana segar. Rasa kecewa ini sangat menggangu pikiran saya.
            Ini saya tulis agar saya merasa lega. Saya tidak ingin menceritakan kisah ini ke siapapun. Saya takut akan terjadi salah paham. Ini bukan konsumsi public. Just for Me :D. 

            Saya berdo’a, Allah jadikan saya hamba yang ringan tangan membantu saudara-saudara hamba yang membutuhkan pertolongan, saya rela saya dikecewakan. Jadikan saya orang yang murah hati, dan ikhlas.

Salam dari orang yang merasa paling Ganteng, Amiiiiir :D