Senin, 08 Februari 2016

Bukannya Aku Tidak Sanggup

Terkadang saya minder melihat teman atau orang lain Walimahan, luar biasa besar dan mewah acaranya. Kalau saja walimahanku itu cukup hanya dengan memasang tenda. Aku duduk beralaskan tikar bersama teman undangan laki-laki di bawahnya. Istriku bersama undangan perempuan di dalam rumah. Bercengkrama sambil makan bersama. Ya, hampir sesederhana ketika takziah, tapi suasana berkabungnya diganti berbahagia. Hanya saja menemukan calon pendamping dan mertua yang sesederhana itu sulit sepertinya.

Hey, aku bukan merendahkan derajat istri dan keluarganya. Tapi jika walihaman dan makanan mewah sepertinya agak sulit dan pemborosan. Kita akui saja, sekarang walimahan dijadikan tolak ukur gengsi dan apalah sebutannya. Walimahan di masyarakat kita sekarang dijadikan simbol kesuksesan calon menantunya.

Hey, siapapun kelak yang jadi mertuaku. Dengarkan, aku akan berusaha semampuku membahagiakan anakmu kelak. Aku berpendapat saat ini gajiku cukup menghidupi anak dan cucumu kelak. Jika belum cukuppun, akan berusaha untuk mencari penghasilan lebih diluar pekerjaanku.



08.02.2016

Amiruddin Simbolon

0 komentar:

Posting Komentar