Jumat, 17 Januari 2014

Profesi yang Membahagiakan

Entah mengapa saya sangat menyukai profesi ini. Saya sangat bersyukur kepada Allah telah menunjukkan profesi ini kepada saya. Walaupun perawat di Indonesia sangat sangat tidak dihargai, dan dipandang 'pembantu' dokter. Itu hanya anggapan sebagian 'perawat' yang menganggap mereka itu adalah pembantu dokter. Dokter dan perawat itu mitra, bukan pembantu dan saling mempengaruhi.


Perawat itu sangat penting di Rumah Sakit. Dokter bertemu pasien hanya beberapa saat, paling lama satu pasien 5 menit, itu mungkin sudah cukup lama, sedangkan kami perawat 24 jam dengan pasien. Ketika pelayanan dokter kurang memuaskan, mereka marah dan komplain kepada perawat, namun ketika dokter masuk, mereka pasien takut dan malam untuk menyampaikan keluhannya, apalagi dokternya sedikit killer.

Saya sangat meyenangi profesi ini, apalagi jika pasiennya nenek. Ketika saya memberi injeksi atau obat sambil ngobrol-ngobrol dengan sang pasien. Kebanyakan pasien-pasien yang saya rawat menyukai saya. Kata mereka saya ramah dan selalu buat lucu, hehe. Begitulah karakter saya, saya sangat suka membuat pasien dan keluarga pasien rilek. Saya tau. di Rumah Sakit kadang kala membosankan bagi pasien, apalgi pasien yang sudah berminggu-minggu di rumah sakit. 

Perawat itu harus pandai segala hal. Yap, perawat itu multi fungsi. Dia bukan hanya pandai menyuntik, namun juga harus pandai berkomunikasi, membuat pasien tenang, role model dan teman curhat. 

Ada beberapa hal yang membuat bathin saya sedikit terguncang. Kebanyakan rekan seprofesi saya cuek dengan pasien yang di rawatnya, cepat emosi dan lain sebagainya. Harusnya mereka mengerti, mereka menghadapi orang sakit yang emosinya labil. Untuk itu saya berpesan kepada rekan-rekan seprofesi untuk lebih sabar dalam menghadapi pasien kita, agar pasien kita cepat sembuh dan pulang.

Di Kampung saya salah satu maling (mantri keliling) tereksis di dusun saya. Kalau mereka tidak enak badan. atau demam mereka menghubungi saya. Kadang kala saat saya memberi obat kepada pasien saya, saya menolak untuk menerima uang dari mereka. Sampai-sampai mereka malas memanggil saya kembali, karena mereka tidak enak karena saya tidak mau menerima uang. Namun, saya kembali berpikir, ya sudahlah, berapapun yang merka kasih saya terima. Setelah selesai saya memberi obat, saya meminta do'a kepada pasien saya itu, aga segala sesuatu dimudahkan. Mereka mengyukai saya, dan saat merka mendengar saya lulus PNS, mereka sedih. karena mereka harus kehilangan saya. Saya jadi terharu, ternyata saya bermanfaat bagi mereka :) hehe.

Saya berharap, semoga dimanapun saya berada, saya bermanfaat kepada orang lain. Terutama lingkungan di sekitar saya.

Ini semua saya dedikasikan untuk Ibu dan Ayah saya.
Semoga setiap amal yang saya terima terus mengalir kepada emak dan ayah saya.
Karena bekat merekalah saya menjadi seperti ini.

Love U teman seprofesi.

Salam Hangat
Amir 'Sang Pemimpi'

Ruang Cut Mutia RSUD Aceh Tamiang
17.01.2014  22.29

0 komentar:

Posting Komentar