Senin, 30 Januari 2017

Sedang Ingin Menuju Kesana...

Percayalah, seorang pria belum tampan jika memiliki pasangan.

Sedang ingin menuju ke sana. Ya, ingin menggenapakan separuh agama ini. InsyaAllah planing tahun 2017 ini. Yakin saja, Allah pasti akan memudahkan jalan yang mulia ini.

Ingin sekali berbagi apapun dengan pasangan. 

Ada teman suka dan duka, serta teman ngobrol apapun.

Untuk kamu, tunggu aku ya !



Selasa, 29 November 2016

#Kader Pengusaha#

#30112016

Tadi selepas subuh dengar kajian kembali tentang #AksiBelaIslam3. Merinding, mereka saudara kita dari Ciamis long march ke Jakarta ikut dalam aksi #BelaIslam3 di Jakarta pada tanggal #212 di Monas.

Kita Muslim, haruslah punya cita-cita menjadi pengusaha. Jika muslim kaya akan mudah membangun peradaban. Kita lihat zaman Rasulullah Shallahualaihi Wassalam, sahabatnya rata-rata pedagang dan kaya. Seperti Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bob Affan, Abdurrahman bin Auf dan banyak lagi. Harta yang mereka miliki, siap mereka korbankan untun tegaknya agama Islam ini.

Saya punya cita-cita kelak, ingin mengkader anak saya menjadi pengusaha yang taat kepada tuhannya, Allah Subhana Wata'ala.

Dengan kayanya seorang Muslim, dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat Muslim, 'menghidupkan' kembali mesjid yang 'mati suri', dayah, pesantren dan banyak lagi. Dengan ini, 'mereka' tidak akan 'didekte' oleh penguasa yang mempunyai motif lain.

Percalaha Sob, jika Muslim yang taat memegang kendali perekonomian maupun politik, mereka akan berbuat adil di dalam kehidupan bermasyarakat. Muslim yang taat akan takut pada tuhannya Allah, mereka tau semua kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di yaumil hisab.

Mari, mari kita belajar lagi Sob. Muslim wajib melek ekonomi, politik dan banyak hal lainnya, karena Islam mengatur seluruh lini kehidupan manusia. Lihat contoh Jakarta, walau 'hadiah', negeri dengan mayoritas Muslim, dipimpin oleh Kafir China. Berbuat sesukanya, mereka berani, Kenapa? Karena mereka kaya, banyak uang, solid, bahkan partai politik dan 'pimpinan' pun mereka beli, dan setir. Mereka hanya 5%, namun menguasai 90% perekonomian Indonesia.

Muhammad Natsir berkata, "Muslim yang beribadah akan dibiarkan, muslim yang berekonomi akan diawasi, dan muslim yang berpolitik akan dicabut seakar-akarnya".

Ayo Sob, perkuat ukhuwah, jauhkan dari perbedaan, mari bersatu padu, mari 'kembali' ke mesjid, tegakkan berjamaah, tegakkan muamalah, dan buang kesia-siaan.

Karena, bersama kita bisa, bersama kita kuat. #Islam rahmatan bil'alamin.

Ditulis di sebuah warung kopi di Lambaro Skep, Kota Banda Aceh, Aceh.

Salam Amir, calon ayah masa depan.

Minggu, 20 November 2016

Di Gampong Doy

Banda Aceh. 21 Nopember 2016

Judulnya ngeri yah.. Hehehe. Udah lama sekali saya ndak nulis. Padahal banyak sekali momen yang ingin ditulis, namun hilang semua idenya.

Kemarin saya di Gampong Doy loh, tapi bukan buat ngelamar si doy ya, ngelamar si Doy tunggu tanggal mainnya :p. Di Gampong Doy dalam rangka Safari Subuh BBC dan juga Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk para jamaah di bawah payung Yayasan Peduli Kesehatan Umat, dan saya salah satu timkesnya.

InsyaAllah setiap minggu subuh acara ini berlangsung. Saya merasakan kebahagian saat bertemu, mengobrol dengan para orang yang sudah 'legend' dalam mengarungi samudera kehidupan.

Kemarin bertemu dan mengobrol dengan seorang kakek yang usianya 69 tahun, kakek ini sama seperti saya punya selera humor yang tinggi, hehehe, terus carong that (pandai sekali) conversation english. Saya sempat takjuk dibuatnya. Sempat tanya, "Beri tips dan trik pintar English Sir?" Beliau jawab, hapal vocab saja, insyaAllah sering latihan pintar. Siap, laksanakan Sir. Sami'na wa atho'na.

Mengantri dengan tertib

Melayani dengan dedikasi tinggi



Senyuman Bpk. Amir
Benar, kebahagian itu sederhana. Apa yang bisa kita beri, berilah walaupun hanya sebuah senyuman.

Kerjakan, lupakan, kerjakan, lupakan.

Semoga terus bermanfaat :)


Amiruddin Simbolon

Selasa, 15 November 2016

Menyukai Perjalanan

Banda Aceh, 15 Nopember 2016

Sebelum cerita ini dimulai, aku ingin ngucapin selamat Ulang Tahun buat kamu. Seseorang yang begitu spesial dalam hidupku. Seseorang yang bersedia mendengarkan keluh kesahku. Seseorang yang kehadirannya begitu kutunggu.Selamat Milad yang ke-25. Semoga bulan depan dan tahun depan rencana kita disegerakan dan dimudahkan oleh Allah Subhana wata'ala. Maaf, no suprise. Karena lagi saya lagi gak ada uang. anggaran yang telah disediakan buat pergantian hardisk laptop baru. Aku tidak akan memaksamu untuk percaya tentang ini. Kamu pasti udah sering dengar penjelasan ini.



Kembali lagi ke dalam perjalanan..
 

Aku ingin mengenalkan diri ini ke sahabat blogger, aku sangat menyukai perjalanan. Tadi pagi, pukul 04.30 WIB baru saja pulang dari berpetualang ke Idi, Aceh Timur. Salah seorang teman melangsungkan akan nikah. Ada beberapa pertimbangan mengapa aku suka perjalanan, diantaranya dalam perjalanan kita akan menemukan dunia baru, sahabat baru, orang baru dengan berbagai karakter, tempat baru dan lain sebagainya.

Ngopi bersama sahabat baru

Foto bersama dengan pasangan suami istri baru

Salam perjuangan, bersama kita bisa :p


Rasanya dunia ini sangat luas. Sangat disayangkan kalo waktu kita habis hanya buat nekan-nekan tombol di gadget.

Yok mari lakukan perjalanan.

Amiruddin bin Ittom Simbolon

Minggu, 24 Juli 2016

Kisah yang Sangat Indah

Saya sangat meyaikini kisah perjalanan manusia sudah Allah atur sedemikian hingga, sangat amat rapi, dan akan berujung kepada kebahagian. Yah, kalo saya bilang perjalanan kita sebagai manusia sudah Allah atur dengan super sangat baik. Percayalah. Sebagai contoh kecil, dan sangat kecil dari perjalanan manusia.

Kemarin saya mancing bersama sahabat saya bernama Darmansyah, beliau ini seorang petugas Satpol PP Pemrov Aceh yang ditugaskan di Rumah Sakit Jiwa. Kemarin saya macing dengan beliau, setelah selesai mancing saya diajak kerumahnya untuk bersantap siang. Di Rumahnya kami berbincang seru, tentang apa saja, tentang keluarga, pekerjaan, dan lainnya. Beliau bercerita bagaimana perjalanan kehidupan mereka. Istri sahabat saya ini  yang ingin saya kisahkan ceritanya. Beliau ini adalah seorang perawat dan sekarang sudah berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara) bahasa lamanya PNS.

Beliau bercerita, setelah tamat SMP beliau ingin melanjutkan ke SPK (Sekolah Perawat Kesehatan), kalau tidak lupa saya tahun 1997 dan beliau dinyatakan lulus. Baru beberapa bulan belajar, ayahnya kecelakaan. Dengan segala pertimbangan, beliau mengambil keputusan untuk berhenti belajar. Setelah semuanya baik, tahun berikutnya beliau coba tes masuk SPK lagi, dan dinyatakan gagal. Dan tahun berikutnya beliau ikut tes Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banda Aceh, berhubung jumlah Mahasiswa sedikit dan target Kampus tidak tercapai semua yang mendaftar dinyatakan lulus (kejujuran beliau).

Setelah selesai kuliah, beliau diperkerjakan di sebuah Puskesmas di bawah Pemerintahan Aceh Besar sebagai tenaga Sukarela atau tenaga Bakti. Beliau bercerita sudah lama 7 tahun bakti. Beliau bercerita, selama 7 tahun belum ada tanda-tanda untuk pengangkatan ke tenaga Honor ataupun CPNS, beliaupun sudah punya niat untuk berhenti. Dalam masa sebagai Tenaga Sukarela itu, beliau pun sudah pernah Tes CPNS, yaitu ke Nagan Raya. Di Nagan Raya, padahal beliau sudah sangat berpeluang (bahkan 100%) dijamin lulus. Kenapa saya bilang dijamin lulus? Quota untuk tenaga Kesehatan Perawat 7 orang, sedangkan yang daftar hanya 4 orang. Ternyata beliau tidak ikut ujian, karena sedang hamil besar 9 bulan, hanya nunggu hari. Walaupun tidak ikut ujian CPNS, pihak Pemerintah Nagan Raya tetap menghubungi beliau ini, hanya untuk daftar ulang dan dinyatakan lulus CPNS walau tidak ikut ujian. Namun beliau menolaknya.

Kemudian mereka kembali ke Aceh Besar, tidak lama kemudian keluarlah surat Pemutihan bahwasannya beliau ini diangkat menjadi CPNS di Aceh Besar. Alhamdulillah beliau katakan. Beliau mengatakan, “Kalau saja kakak terima tawaran dari Nagan Raya, mungkin saja kita gak akan jumpa dan itu adalah hall sangat menyesalkan dalam hidup kakak. Jauh dari keluarga besar, beliau bilang”.

Sekarang ini, beliau bertugas di Puskemas Peukan Bada, Aceh Besar. Kerjaan bagus, dan dekat dengan keluarga besar.

Ini adalah hanya contoh partikel terkecil dari kehidupan manusia yang Allah gariskan dalam hidup kita. Yakinlah, masalah yang Allah berikan kepada kita, hanya untuk menguji kita, seberapa kuatkah ‘pundak’ kita untuk memikulnya. Yang ini kamu, iya kamu siapapun yang baca ini semua Kisah Kita sudah Allah atur dengan sangat indah. Endingnya pasti bahagia, kalau saja kita mampu bertahan dari ujian yang Allah berikan.

Salam hangat dari saya, semangat Senin. Dan dilarang membenci hari Senin.


20 Syawal 1437 H / 25 Juli 2016, Banda Aceh, Aceh, Indonesia


Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon

Kamis, 21 Juli 2016

Donor Darah (Lagi)

Kemarin lusa, saya mendapat SMS dari PMI Kota Banda Aceh, isinya bahwasannya ane udah bisa kembali donor. Alhamdulillah, kemarin pagi ane dikasih waktu sama Allah untuk ke PMI buat donor darah. Alhamdulillah, ini donor darah saya ke-17 (sweet seventeen, ciee :p). Semoga kelak bisa donor mencapai angka 100, insyaAllah, semoga amiin. (bantu do'a ya Sob).
 


  

Saya mau tanya, sobat udah berapa kali donor darah ? Jangan-jangan belum pernah :o. Aduh Sob, malu lah Sob. Kita sehat wal'afiat, berat badan cukup. Mari Sob, cobalah dulu buat donor darah. Saya mah pertama kali donor darah ngeri, takut, apalagi jarumnya itu yang katanya gede. Tapi setelah saya coba, lah yang kaget waktu pertama di tusuk. Rasanya mah mana sakit, kayak digigit semut api Sob. Setelah udah donor sekali, eh kol ml (mau lagi) ya. Ternyata nikmat Sob. Ada rasa kepuasaan tersendiri saat donor Sob. Ini asli, pernyataan saya langsung, No Hoax kayak di media-media anti mainstream sekarang. Hehehe, kagak ada hubungannya ya Sob :D.




Eksis sekelak bakda donor darah


Sekalian buat kartu donor






Jak ta donor darah Sob... Sehat sambil beramal... Setiap 3 bulan sekali.

17 Syawal 1437 H / 22 Juli 2016, Banda Aceh, Propinsi Aceh


 Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon





Waktu Yang Bersamaan

Kemarin lusa, ada peristiwa dua 'janji' yang tidak disepakati. Yang pertama ada kawan dari Langsa yang pergi ke Banda Aceh untuk menjemput keluarganya yang telah sembuh dari Rumah Sakit Jiwa Aceh. Beliau ini hanya mengabarkan saja, tidak buat janji dan tidak terikat. Yang satu lagi teman Arif Santana, teman dari RSUD Aceh Tamiang yang ke Banda Aceh karena ada urusan tertentu. Beliau ini sudah BBM saya, untuk istirahat sejenak di rumah saya karena beliau check in di Hotel jam 12.00 siang.

Tepat hari H (kemarin, hari Kamis), yang duluan menghubungi saya teman dari Langsa yang bernama Om Giyon. Saya kaget, yang mana dulu harus saya duluan. Saya harus pilih salah satunya. Setelah saya hening sejenak di rumah sebelum berangkat keluar, baiklah saya dahului Om Giyon ini. Setelah sampai di Rumah Sakit Jiwa Aceh, kita ngopi sebentar di kantin Rumah Sakit Jiwa Aceh, setelah ngopi kita langsung ke ruangan dimana keluarganya di rawat. Setelah Om Giyon mengobrol sejenak dengan petugas ruangan dimana keluarganya di rawat, keluarganya ini sudah sembuh klinis dan bisa pulang. Setelah urusan administrasi selesai, Om Giyon dan keluarganya pamitan setelah dipenkes oleh petugas di ruangan. Saya pun mencari becak untuk mengantarkan Om Giyon dan keluarganya ke Batoh. Dan mereka pun berpamitan kepada saya dan mengucapkan terima kasih. Saat itu jam menunjukkan pukul 08.30 WIB. Alhamdulillah, urusan pertama selesai.

Alhamdulillah sekali, setelah urusan yang pertama selesai baru bang Arif Santana meng-BBM saya, beliau bilang, "Amir abang udah diterminal, Amir dimana tinggalnya, minta nomor hapenya". Kemudian saya balas dan mengirimkan nomor hape saya kepada beliau. Untuk menyambut beliau di rumah, saya membeli bolu buat makan-makan di rumah. Tiba-tiba, beliau mengkonfirmasi ulang, "Amir, abang di Mesjid Raya aja ya, pengen sholat, kalo mau beraktivitas ya lanjut aja. Semoga dapat cekguenya", beliau bilang. Saya jawab, Okeh bang, terima kasih.

Saya saat di rumah, tersenyum-senyum, Ya Allah indah sekali perencanaan-Mu. Hamba udah pasrah, harus pilih salah satu, dan saya pilih Om Giyon ini, dan saya minta maaf kepada bang Arif Santana atas janji yang terabaikan, niat saya. Tapi, alhamdulillah Allah beri jalan lain. Tidak ada yang dikecewakan. Ya Allah Engkaulah yang mempunyai hati kami, Engkaulah yang membolak-balikkan hati-hati kami. Puji syukurku kepada ya Rabb Tuhan semesta alam.


17 Syawal 1437 H / 22 Juli 2016, Banda Aceh


Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon