Senin, 28 April 2014

5 Pesanan Syeikh Ahmad Yasin kepada Pemuda & Pemudi


  1. Wahai anak-anakku, telah tiba saatnya kalian kembali kepada ALLAH swt dengan meninggalkan pelbagai keseronokan dan kealpaan kehidupan dan menyingkirkannya jauh daripada kehidupan kalian. Telah tiba saatnya kalian bangun dan melakukan solat subuh secara berjemaah. Sudah sampai saatnya untuk kalian menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, mengamalkan kandungan al-Quran serta mencontohi kehidupan Nabi Muhammad saw.
  2. Aku menyeru kalian wahai anak-anakku untuk solat tepat pada waktunya. Lebih dari itu, aku mengajak kalian wahai anak-anakku, untuk mendekat diri kepada sunnah Nabi kalian yang agung.
  3. Wahai para pemuda, aku ingin kalian menyedari dan menghayati makna tanggung jawab. Kalian harus tegar menghadapi kesulitan hidup dengan meninggalkan keluh kesah. Aku menyeru kalian untuk menghadap ALLAH SWT dan memohon keampunan dari-Nya agar Dia memberi rezeki yang berkat kepada kalian. Aku menyeru kalian supaya menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda.Aku ingin kalian tidak tertidur oleh alunan-alunan muzik yang melalaikan, melupakan kata-kata yang menyebutkan cinta kepada manusia dan dunia serta menggantikannya dengan kata amal, kerja dan zikir kepada ALLAH. Wahai anak-anakku, aku amat berharap kalian tidak sibuk dengan muzik dan tidak terjerumus ke dalam arus syahwat.
  4. Wahai puteriku, aku ingin kalian berjanji kepada ALLAH akan mengenakan hijab secara jujur dan betul. Aku meminta kalian berjanji kepada ALLAH bahawa kalian akan mengambil peduli tentang agama dan Nabi kalian yang mulia. Jadikanlah ibunda kalian, Khadijah dan Aisyah, sebagai teladan. Jadikan mereka sebagai pelita hidup kalian. Haram hukumnya bagi kalian untuk melakukan sesuatu yang boleh menarik perhatian pemuda supaya mendekati kalian.Kepada semua, aku ingin kalian bersiap sedia untuk menghadapi segala sesuatu yang akan datang. Bersiaplah dengan agama dan ilmu pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dan mencari hikmah. Belajarlah bagaimana hidup dalam kegelapan yang pekat. Latihlah diri kalian agar dapat hidup tanpa elektrik dan peralatan elektronik. Latihlah diri kalian untuk sementara waktu merasakan kehidupan yang sukar.
  5. Biasakan diri kalian agar dapat melindungi diri dan membuat perancangan untuk masa depan. Berpeganglah kepada agama kalian. carilah sebab-sebabnya dan tawakal kepada ALLAH.

sumber: http://on.fb.me/1nMNN04

Nek Sawinem

Selasa, 29 April 2014 08.38
In Inspirasi Room.

            Nek sawinem adalah tetangga saya, 3 rumah dari samping kiri rumah saya. Beliau juga adalah rekan ibu saya saat kerja di kebun dulu. Namun, ibu saya hanya beberapa bulan kerja di Kebun PT Socfindo, kalau nek Sawinem sampai beliau pensiun.

            Pagi ini jam 08.30 nek Sawinem kembali ke rumah saya untuk mentensikan darahnya seperti biasa. Beliau sering kerumah jika perasaannya tidak enak, itu menandakan darahnya tinggi. Hari ini tidak seperti biasa, nek sawinem membawa beras dan gula merah. ‘Ini Mir beras dan gula merah untuk ngebubur”, beliau mengatakan. “Pas kali nek, saya pun lagi ngebubur itu lagi dijerang”, saya bilang.



Beras dan gula merah yang dibawa oleh Nek Sawinem, Oleh-oleh :)
            Nek sawinem menderita darah tinggi sudah lama, sejak beberapa tahun yang lalu. Beliau sering control darahnya dengan saya, karena memang rumah kami tidak berjauhan. Hanya beberapa puluh meter dari rumah. Beliau mengatakan kalau menensi darah dengan Amir, tidak mau dikasih uang. Bagaimana saya mau terima, kita sudah seperti saudara, kadang juga saya sering memberi vitamin untuk suami nek Sawinem. Yah, saya hanya ingin bermanfaat dengan orang lain.

            Tidak lama lagi saya akan berpindah tugas ke Banda Aceh. Rasanya sedih harus meninggalkan orang-orang kampong yang saya sayangi. Saya berharap, tetap dapat membantu saudara saya di manapun saya berada. Salam hangat nek Sawinem dari saya. Anggap saya seperti cucu nenek ya. Kalau saya sudah menganggap nenek sebagai nenenk saya. Saya belum pernah menyentuh dan mencium tangan nenek saya. Rasa rindu ini begitu dalam dengan sosok seorang nenek. Ingin rasanya dipeluk, dibelai sebagai seorang cucu. Semoga nenek saya diberi ampunan Allah di alam kubur sana.

Amir SangPemimpi
Follow twitter saya @AmirJundi


            

Kamis, 10 April 2014

NEK SUTINA HANIM NASUTION



Kamis, 4 April 2014, 18.09 Wib
In my Inspirasi Room

            Hari ini saya berdinas  pagi kedua. Pagi tadi Alhamdulillah hujan turun dengan lebatnya dan membasahi bumi sehingga mengisi sumur saya yang sudah tinggal satu cincin lagi. Tadi pun saya berangkat dinas bareng Syahril dengan mobilnya. Jika naik sepeda motor, pasti kami akan basah, dan nyampe di rumah sakit pulul 08.19 agak telat sedikit, maklum hujan.

            Hari ini ada kisah yang sangat menarik yang saya alami hari ini, pembelajaran yang sangat luar biasa bagi kehidupan saya. Tadi, sekitar jam 12.05 ada seorang nenek, namanya Nek Sutina Hanim Nasution yang minta tolong kepada saya  untuk mengukur tekanan darah si nenek. Nenek ini orangnya asyik dan gaul walaupun usianya sudah 37 tahun (dibalik ya), sudah dapat kompensasi oleh Allah 10 tahun dari usia Rasulullah SAW.

            Ngobrol dengan sang nenek luar biasa asyik dan seru, kita yang muda  ini selalu saja mendapat wejangan dan nasihat dari orang yang sudah makan garam kehidupan seperti sang nenek. Saya mengawali pembicaraan dengan bertanya, “Nek, apa rahasia nenek masih sangat kelihatan sehat walaupun sudah berusia 73 tahun?”.  Lalau sang nenenk menjawab, “saya orangnya selalu bahagia, dan tidak mau mencampuri urusan orang. Karena saya tidak ingin memasukkan masalah ke dalam hati saya. Urusan mereka yasudah mereka saja yang mengatasi, untuk apa kita mencampuri urusan orang lain, yang ada buat terpikir di hati”. Beliau juga sangat menjaga makanannya, sang nenek mengurangi makanan yang berminyak, nenek mengkonsumsi minyak zaitun, mengkonsumsi obat herbal (habbatus sauda). Habbatus sauda adalah obat dari segala macam penyakit, kecuali penyakit mati. Beliau juga banyak mengkonsumsi air putih, nenek juga rutin berolahraga manula 2 minggu sekali di Puskesmas Karang Baru dan di depan Rumah Sakit Aceh Tamiang. Itulah beberapa rahasia sang nenek sehingga masih tampak sehat sekarang ini.

            Rasanya ingin sekali mengobrol lama dengan sang nenek. Namun kumandangan azan untuk sholat zuhur telah berkumandang dari musholla RS. Sebelum beranjak sholat zuhur, saya minta diaamiinkan do’a saya oleh sang nenek. Saya mengucapkan, “Nek, Alhamdulillah saya lulus CPNS di Pemrov Aceh. Nek ingin suatu masa nanti bisa minimal bisa mengumrohkan ayah dan emak saya, dan juga bisa menaikkan haji ayah dan emak”. Dan di tahun ini insyallah mau berqurban atas nama ayah dan emak. Sang nenek mengatakan, “Lihat (sambil memperlihatkan lengan nenek) nenek merinding mendengarnya. Lalau nenek berpesan,”Bertaqwalah kepada Allah, sholat 5 waktu, insyaAllah apa yang kamu minta pasti Allah kabulkan”, tuturnya. Setelah percakapan ini, saya berangkat sholat zuhur dan sang nenek pun pulang untuk zholat zuhur juga (rumah sang nenek di belakang rumah sakit).

            Percakapan yang singkat ini membekas di hati. Semoga suatu massa nanti dapat bertemu dengan sang nenek dan mendapatkan pelajaran kehidupan baru dari sang nenek.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

ASING

Kamis, 3 April 2014 14.00 Wib
di My Inspirasi Room




“Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya.” (HR. Muslim). Demikianlah Rasulullah SAW bersabda tentang kondisi kaum mislimin. Pada awal kedatangannya, Islam dianggap aneh dan asing. Selang beberapa massa Islam berjaya dan berwibawa. Namun, setelah generasi  datang silih berganti cahaya Islam redup kembali.

            Keterasingan Islam saat ini bukan asing seperti mula dengan sedikitnya pengikutnya dan sulitnya ilmu agama dituntut. Tapi pada runtuhnya kekuasaan, syariat, dan lenyapnya tradisi akhlaknya. Syariat dianggap tak lagi hebat sementara tradisi barat menjadi kiblat.

            Orang yang konsisten dengan cirri khas keislamannya menjadi aneh, dan begitu juga yang tak mau ikut-ikutan  budaya barat harus siap mendapat cemoohan. Dikatakan tidak gaul, nggak up to date, dan lain sebagainya. Tak sedikit yang kemudian galau dan mencari aman dengan memakai ciri khas keislamannya  tapi menjeburkan diri dalam budaya masyarakat kebanyakan. Contoh paling mudah disaksikan di televise. Kita tak lagi sulit  menyaksikan wanita berjilbab berjoget ala Caisar ditengah kumpulan pria dan wanita disaksikan ratusan bahkan mungkin ribuan orang penonton. Contoh lain, pemandangan wanita berjilbab berduaan pada malam hari di beberapa kota besar dan kecil  bukan lagi pemandangan langka apalagi pada bulan Februari. Kita lihat wanita, bukan berarti pria lebih baik, tetapi lebih karena identitas wanita mudah dikenali.

            Tak sedikit pula yang benar-benar terbang bebas  dari ikatan Islam. Tak ada lagi ciri dan identitas keislaman selain kolom agama di KTP yang masih Islam. Pakaian ketat, transparan, dan terbuka menjadi  identitas mereka sehingga tak bisa dibedakan lagi antara muslimah dan wanita kafir. Demikian pula prianya, mereka malu  melangkahkan kaki ke mesjid sementara kawannya sedang asyik main game. Tak enak rasanya duduk membaca Qur’an setelah magrib sementara teman yang lain sedang asyik nongkrong.

            Mereka lebih percaya diri ketika merayakan ulang tahun, valentine day dan bergaul bebas ketimbang berjalan untuk menuntut ilmu atau melaksanakan ibadah fardu. Fenomena mengikuti budaya kafir sudah pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW, “Sungguh sebagian kalian nanti akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kalian sedepa demi sedepa, sehasta demi sehasta, hingga seandainya  mereka masuk ke lubang  biawak, niscaya kalian akan mengikutinya juga”. Para sahabat bertanya, “Apa yang Anda maksud Yahudi dan Nasrani, ya Rasulullah ?” beliau bersabda, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Bukhari).

            Nah, tidak selayaknya seorang muslim itu membebek tradisi  orang kafir. Sebab, umat Islam adalam ummatan wastha, umat yang derajatnya  dibawah Nabi, namun di atas semua umat yang ada. Maka selayaknya kita dicontoh bukan mencontoh.



Sumber : Majalah Ar-risalah edisi 152.
Semoga bermanfaat.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

KETIDAKTAHUAN

Selasa, 8 April 2014, 14.05 WIB
In My Inspirasi Room

            Ketidaktahuan kita terhadap semua hal bukanlah suatu kehinaan dan cela bagi kita, melainkan suatu rahmat  yang Allah berikan  kepada kita hambanya. Tidak tahu berita yang tidak penting sehingga tidak menumpuk  sampah di pikiran kita.

            Bagi yang single seperti saya, ketidaktahuan terhadap jodoh  membuat kita terus memperbaiki diri, bagaimana kita menginginkan jodoh terbaik, sedangkan kita  tidak berusaha menjadi lebih baik? Kemungkinan tentu sangat kecil bila kita menginginkan jodoh yang baik, sedang kita jauh dari baik.

            Ketidaktahuan kita terhadap jumlah rezeki membuat kita  semakin giat bekerja dan berusaha. Kehidupan akan sangat membosankan jika kita sudah tahu jumlah rezeki yang akan kita peroleh esok hari. Itu akan membuat kita bekerja dengan rasa malas dan apa adanya. Rezeki itu memang sesuatu yang sangat misteri yang membuat hidup semakin indah.

            Ketidaktahuan terhadap waktu kematian, membuat kita terus beramal sholeh. Coba kita bayangkan kalau kita sudah mengetahui berapa usia kita 30 , 40, atau 70 tahun? Bisa jadi kita akan stress. Bisa jadi kita akan  enjoy menikmati kemaksiatan selagi muda dan bertaubat  menjelang waktu kematian yang sudah kita ketahui. Dengan tidak mengetahui waktu kematian kita membuat kita terus memperbaiki diri dan terus beramal sholeh dan terus menjaga diri.

            Ketidahktahuan membuat kita terus bergerak di lingkaran kebaikan. Ketidaktahuan membuat kita terpelihara  dari kesalahan  dan dosa dan terus memperbaiki diri. Semoga dengan ketidaktahuan ini membuat kita sebagai seorang hamba sangat bergantung kepada-Nya.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi