Senin, 28 April 2014

Nek Sawinem

Selasa, 29 April 2014 08.38
In Inspirasi Room.

            Nek sawinem adalah tetangga saya, 3 rumah dari samping kiri rumah saya. Beliau juga adalah rekan ibu saya saat kerja di kebun dulu. Namun, ibu saya hanya beberapa bulan kerja di Kebun PT Socfindo, kalau nek Sawinem sampai beliau pensiun.

            Pagi ini jam 08.30 nek Sawinem kembali ke rumah saya untuk mentensikan darahnya seperti biasa. Beliau sering kerumah jika perasaannya tidak enak, itu menandakan darahnya tinggi. Hari ini tidak seperti biasa, nek sawinem membawa beras dan gula merah. ‘Ini Mir beras dan gula merah untuk ngebubur”, beliau mengatakan. “Pas kali nek, saya pun lagi ngebubur itu lagi dijerang”, saya bilang.



Beras dan gula merah yang dibawa oleh Nek Sawinem, Oleh-oleh :)
            Nek sawinem menderita darah tinggi sudah lama, sejak beberapa tahun yang lalu. Beliau sering control darahnya dengan saya, karena memang rumah kami tidak berjauhan. Hanya beberapa puluh meter dari rumah. Beliau mengatakan kalau menensi darah dengan Amir, tidak mau dikasih uang. Bagaimana saya mau terima, kita sudah seperti saudara, kadang juga saya sering memberi vitamin untuk suami nek Sawinem. Yah, saya hanya ingin bermanfaat dengan orang lain.

            Tidak lama lagi saya akan berpindah tugas ke Banda Aceh. Rasanya sedih harus meninggalkan orang-orang kampong yang saya sayangi. Saya berharap, tetap dapat membantu saudara saya di manapun saya berada. Salam hangat nek Sawinem dari saya. Anggap saya seperti cucu nenek ya. Kalau saya sudah menganggap nenek sebagai nenenk saya. Saya belum pernah menyentuh dan mencium tangan nenek saya. Rasa rindu ini begitu dalam dengan sosok seorang nenek. Ingin rasanya dipeluk, dibelai sebagai seorang cucu. Semoga nenek saya diberi ampunan Allah di alam kubur sana.

Amir SangPemimpi
Follow twitter saya @AmirJundi


            

0 komentar:

Posting Komentar