Kamis, 15 Mei 2014

Hidup Adalah Pilihan

Malam ini, rasa kantuk saya jauh. Biasanya jam segini saya sudah terlelap tidur. Malam ini saya iseng membuka buku agenda waktu kuliah dulu, dan ternyata dapat tulisan ini. Saya suka menulis, menulis tentang apa saja yang saya alami baik sedih atau senang. Berikut kisahnya.

Rabu, 12 Oktober 2011, Pkl 21.48.33 WIB

Aku gag tau kenapa aku bisa di sini, di tempat ini. Awalnya setelah menamatkan sekolah di SMAN 1 Karang Baru, Aceh Tamiang, aku berjuang untuk masuk universitas favorit. Aku berusaha untuk menuju kesana. Jalur undangan kuambil, UMB juga kuambil. Tapi ada daya, usaha dan do'a tidak berhasil. Aku gagal masuk universitas favorit itu.

Dengan berjalannya waktu, aku mencoba mendaftar kuliah di salah satu universitas swasta di Langsa (Sekarang sudah menjadi negeri), yaitu Universitas Samudera Langsa, itupun karena diajak teman. Saat itu saya mengambil jurusan Fakultas Pertanian, Agroteknologi. Entah suratan takdir atau tidak (pikir saya dulu), aku bertemu dengan teman SMA dulu yaitu Syahril di Mesjid Raya Langsa, aku bertanya, "Nyambung kemana Ril?" Dia menjawab, "Akper Depkes Langsa", pikiranku terbuka. Aku mendaftar di Akper Depkes Langsa tanpa sepengetahuan orang tuaku. Setelah selesai mendaftar, baru aku sampaikan ke orang tuaku. Ayah dan emak hanya mengatakan, "Coba aja dulu, semua pasti ada jalan".

Aku yakin, ayah dan emak berfikir, "Apa sanggup?" Aku mulai sedih, tapi aku menegaskan pada ayah dan emak, "Kita jalani aja dulu!".

Waktupun berlalu, pengumuman pun telah keluar di harian Serambi Indonesia. Alhamdulillah, saya mendapat peringkat 1 di Akper Depkes Langsa. Aku kemari hanya membawa diri dan do'a ayah dan ibumu tanpa ada beking di belakangku. Aku berusaha tegar dengan kondisiku. Setelah lulus ujian, aku mengabari abang yang kerja di Toko New International, dan dia mengatakan, 'Alhamdulillah". Tapi ada saudara yang mengatakan, "Apa sanggup orang tuamu? Sekolah disitu mahal". Aku sedih mendengarnya dan berfikiran putus asa (waktu dulu, sekarang sangat yakin atas janji-Nya). Tapi, Orang tuaku mengatakan, "Emak dan ayah akan melakukan apapun untuk kalian, agar kalian bisa sekolah". Akhirnya aku bisa kuliah di kampus ini.

Aku tidak pernah menyesal mengambil profesi ini. Aku bangga dan mencintai profesi ini. Aku berharap dengan profesi ini, aku dapat membantu masyarakat dengan keahlian yang kumiliki.

Ya Allah, izinkanlah aku menjadi petugas kesehatan yang profesional dan tanpa pamrih. Semoga dengan profesi ini dapat menghantarkanku ke syurga.

Aamiin.

Kamis, 15 Mei 2014, Pkl 23.17 WIB
At Inspirasi Room

Amir SangPemimpi
Follow twitter saya @AmirJundi




0 komentar:

Posting Komentar