Selasa, 29 November 2016

#Kader Pengusaha#

#30112016

Tadi selepas subuh dengar kajian kembali tentang #AksiBelaIslam3. Merinding, mereka saudara kita dari Ciamis long march ke Jakarta ikut dalam aksi #BelaIslam3 di Jakarta pada tanggal #212 di Monas.

Kita Muslim, haruslah punya cita-cita menjadi pengusaha. Jika muslim kaya akan mudah membangun peradaban. Kita lihat zaman Rasulullah Shallahualaihi Wassalam, sahabatnya rata-rata pedagang dan kaya. Seperti Abu Bakar Ash Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bob Affan, Abdurrahman bin Auf dan banyak lagi. Harta yang mereka miliki, siap mereka korbankan untun tegaknya agama Islam ini.

Saya punya cita-cita kelak, ingin mengkader anak saya menjadi pengusaha yang taat kepada tuhannya, Allah Subhana Wata'ala.

Dengan kayanya seorang Muslim, dapat menggerakan roda perekonomian masyarakat Muslim, 'menghidupkan' kembali mesjid yang 'mati suri', dayah, pesantren dan banyak lagi. Dengan ini, 'mereka' tidak akan 'didekte' oleh penguasa yang mempunyai motif lain.

Percalaha Sob, jika Muslim yang taat memegang kendali perekonomian maupun politik, mereka akan berbuat adil di dalam kehidupan bermasyarakat. Muslim yang taat akan takut pada tuhannya Allah, mereka tau semua kelak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di yaumil hisab.

Mari, mari kita belajar lagi Sob. Muslim wajib melek ekonomi, politik dan banyak hal lainnya, karena Islam mengatur seluruh lini kehidupan manusia. Lihat contoh Jakarta, walau 'hadiah', negeri dengan mayoritas Muslim, dipimpin oleh Kafir China. Berbuat sesukanya, mereka berani, Kenapa? Karena mereka kaya, banyak uang, solid, bahkan partai politik dan 'pimpinan' pun mereka beli, dan setir. Mereka hanya 5%, namun menguasai 90% perekonomian Indonesia.

Muhammad Natsir berkata, "Muslim yang beribadah akan dibiarkan, muslim yang berekonomi akan diawasi, dan muslim yang berpolitik akan dicabut seakar-akarnya".

Ayo Sob, perkuat ukhuwah, jauhkan dari perbedaan, mari bersatu padu, mari 'kembali' ke mesjid, tegakkan berjamaah, tegakkan muamalah, dan buang kesia-siaan.

Karena, bersama kita bisa, bersama kita kuat. #Islam rahmatan bil'alamin.

Ditulis di sebuah warung kopi di Lambaro Skep, Kota Banda Aceh, Aceh.

Salam Amir, calon ayah masa depan.

Minggu, 20 November 2016

Di Gampong Doy

Banda Aceh. 21 Nopember 2016

Judulnya ngeri yah.. Hehehe. Udah lama sekali saya ndak nulis. Padahal banyak sekali momen yang ingin ditulis, namun hilang semua idenya.

Kemarin saya di Gampong Doy loh, tapi bukan buat ngelamar si doy ya, ngelamar si Doy tunggu tanggal mainnya :p. Di Gampong Doy dalam rangka Safari Subuh BBC dan juga Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk para jamaah di bawah payung Yayasan Peduli Kesehatan Umat, dan saya salah satu timkesnya.

InsyaAllah setiap minggu subuh acara ini berlangsung. Saya merasakan kebahagian saat bertemu, mengobrol dengan para orang yang sudah 'legend' dalam mengarungi samudera kehidupan.

Kemarin bertemu dan mengobrol dengan seorang kakek yang usianya 69 tahun, kakek ini sama seperti saya punya selera humor yang tinggi, hehehe, terus carong that (pandai sekali) conversation english. Saya sempat takjuk dibuatnya. Sempat tanya, "Beri tips dan trik pintar English Sir?" Beliau jawab, hapal vocab saja, insyaAllah sering latihan pintar. Siap, laksanakan Sir. Sami'na wa atho'na.

Mengantri dengan tertib

Melayani dengan dedikasi tinggi



Senyuman Bpk. Amir
Benar, kebahagian itu sederhana. Apa yang bisa kita beri, berilah walaupun hanya sebuah senyuman.

Kerjakan, lupakan, kerjakan, lupakan.

Semoga terus bermanfaat :)


Amiruddin Simbolon

Selasa, 15 November 2016

Menyukai Perjalanan

Banda Aceh, 15 Nopember 2016

Sebelum cerita ini dimulai, aku ingin ngucapin selamat Ulang Tahun buat kamu. Seseorang yang begitu spesial dalam hidupku. Seseorang yang bersedia mendengarkan keluh kesahku. Seseorang yang kehadirannya begitu kutunggu.Selamat Milad yang ke-25. Semoga bulan depan dan tahun depan rencana kita disegerakan dan dimudahkan oleh Allah Subhana wata'ala. Maaf, no suprise. Karena lagi saya lagi gak ada uang. anggaran yang telah disediakan buat pergantian hardisk laptop baru. Aku tidak akan memaksamu untuk percaya tentang ini. Kamu pasti udah sering dengar penjelasan ini.



Kembali lagi ke dalam perjalanan..
 

Aku ingin mengenalkan diri ini ke sahabat blogger, aku sangat menyukai perjalanan. Tadi pagi, pukul 04.30 WIB baru saja pulang dari berpetualang ke Idi, Aceh Timur. Salah seorang teman melangsungkan akan nikah. Ada beberapa pertimbangan mengapa aku suka perjalanan, diantaranya dalam perjalanan kita akan menemukan dunia baru, sahabat baru, orang baru dengan berbagai karakter, tempat baru dan lain sebagainya.

Ngopi bersama sahabat baru

Foto bersama dengan pasangan suami istri baru

Salam perjuangan, bersama kita bisa :p


Rasanya dunia ini sangat luas. Sangat disayangkan kalo waktu kita habis hanya buat nekan-nekan tombol di gadget.

Yok mari lakukan perjalanan.

Amiruddin bin Ittom Simbolon

Minggu, 24 Juli 2016

Kisah yang Sangat Indah

Saya sangat meyaikini kisah perjalanan manusia sudah Allah atur sedemikian hingga, sangat amat rapi, dan akan berujung kepada kebahagian. Yah, kalo saya bilang perjalanan kita sebagai manusia sudah Allah atur dengan super sangat baik. Percayalah. Sebagai contoh kecil, dan sangat kecil dari perjalanan manusia.

Kemarin saya mancing bersama sahabat saya bernama Darmansyah, beliau ini seorang petugas Satpol PP Pemrov Aceh yang ditugaskan di Rumah Sakit Jiwa. Kemarin saya macing dengan beliau, setelah selesai mancing saya diajak kerumahnya untuk bersantap siang. Di Rumahnya kami berbincang seru, tentang apa saja, tentang keluarga, pekerjaan, dan lainnya. Beliau bercerita bagaimana perjalanan kehidupan mereka. Istri sahabat saya ini  yang ingin saya kisahkan ceritanya. Beliau ini adalah seorang perawat dan sekarang sudah berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara) bahasa lamanya PNS.

Beliau bercerita, setelah tamat SMP beliau ingin melanjutkan ke SPK (Sekolah Perawat Kesehatan), kalau tidak lupa saya tahun 1997 dan beliau dinyatakan lulus. Baru beberapa bulan belajar, ayahnya kecelakaan. Dengan segala pertimbangan, beliau mengambil keputusan untuk berhenti belajar. Setelah semuanya baik, tahun berikutnya beliau coba tes masuk SPK lagi, dan dinyatakan gagal. Dan tahun berikutnya beliau ikut tes Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banda Aceh, berhubung jumlah Mahasiswa sedikit dan target Kampus tidak tercapai semua yang mendaftar dinyatakan lulus (kejujuran beliau).

Setelah selesai kuliah, beliau diperkerjakan di sebuah Puskesmas di bawah Pemerintahan Aceh Besar sebagai tenaga Sukarela atau tenaga Bakti. Beliau bercerita sudah lama 7 tahun bakti. Beliau bercerita, selama 7 tahun belum ada tanda-tanda untuk pengangkatan ke tenaga Honor ataupun CPNS, beliaupun sudah punya niat untuk berhenti. Dalam masa sebagai Tenaga Sukarela itu, beliau pun sudah pernah Tes CPNS, yaitu ke Nagan Raya. Di Nagan Raya, padahal beliau sudah sangat berpeluang (bahkan 100%) dijamin lulus. Kenapa saya bilang dijamin lulus? Quota untuk tenaga Kesehatan Perawat 7 orang, sedangkan yang daftar hanya 4 orang. Ternyata beliau tidak ikut ujian, karena sedang hamil besar 9 bulan, hanya nunggu hari. Walaupun tidak ikut ujian CPNS, pihak Pemerintah Nagan Raya tetap menghubungi beliau ini, hanya untuk daftar ulang dan dinyatakan lulus CPNS walau tidak ikut ujian. Namun beliau menolaknya.

Kemudian mereka kembali ke Aceh Besar, tidak lama kemudian keluarlah surat Pemutihan bahwasannya beliau ini diangkat menjadi CPNS di Aceh Besar. Alhamdulillah beliau katakan. Beliau mengatakan, “Kalau saja kakak terima tawaran dari Nagan Raya, mungkin saja kita gak akan jumpa dan itu adalah hall sangat menyesalkan dalam hidup kakak. Jauh dari keluarga besar, beliau bilang”.

Sekarang ini, beliau bertugas di Puskemas Peukan Bada, Aceh Besar. Kerjaan bagus, dan dekat dengan keluarga besar.

Ini adalah hanya contoh partikel terkecil dari kehidupan manusia yang Allah gariskan dalam hidup kita. Yakinlah, masalah yang Allah berikan kepada kita, hanya untuk menguji kita, seberapa kuatkah ‘pundak’ kita untuk memikulnya. Yang ini kamu, iya kamu siapapun yang baca ini semua Kisah Kita sudah Allah atur dengan sangat indah. Endingnya pasti bahagia, kalau saja kita mampu bertahan dari ujian yang Allah berikan.

Salam hangat dari saya, semangat Senin. Dan dilarang membenci hari Senin.


20 Syawal 1437 H / 25 Juli 2016, Banda Aceh, Aceh, Indonesia


Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon

Kamis, 21 Juli 2016

Donor Darah (Lagi)

Kemarin lusa, saya mendapat SMS dari PMI Kota Banda Aceh, isinya bahwasannya ane udah bisa kembali donor. Alhamdulillah, kemarin pagi ane dikasih waktu sama Allah untuk ke PMI buat donor darah. Alhamdulillah, ini donor darah saya ke-17 (sweet seventeen, ciee :p). Semoga kelak bisa donor mencapai angka 100, insyaAllah, semoga amiin. (bantu do'a ya Sob).
 


  

Saya mau tanya, sobat udah berapa kali donor darah ? Jangan-jangan belum pernah :o. Aduh Sob, malu lah Sob. Kita sehat wal'afiat, berat badan cukup. Mari Sob, cobalah dulu buat donor darah. Saya mah pertama kali donor darah ngeri, takut, apalagi jarumnya itu yang katanya gede. Tapi setelah saya coba, lah yang kaget waktu pertama di tusuk. Rasanya mah mana sakit, kayak digigit semut api Sob. Setelah udah donor sekali, eh kol ml (mau lagi) ya. Ternyata nikmat Sob. Ada rasa kepuasaan tersendiri saat donor Sob. Ini asli, pernyataan saya langsung, No Hoax kayak di media-media anti mainstream sekarang. Hehehe, kagak ada hubungannya ya Sob :D.




Eksis sekelak bakda donor darah


Sekalian buat kartu donor






Jak ta donor darah Sob... Sehat sambil beramal... Setiap 3 bulan sekali.

17 Syawal 1437 H / 22 Juli 2016, Banda Aceh, Propinsi Aceh


 Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon





Waktu Yang Bersamaan

Kemarin lusa, ada peristiwa dua 'janji' yang tidak disepakati. Yang pertama ada kawan dari Langsa yang pergi ke Banda Aceh untuk menjemput keluarganya yang telah sembuh dari Rumah Sakit Jiwa Aceh. Beliau ini hanya mengabarkan saja, tidak buat janji dan tidak terikat. Yang satu lagi teman Arif Santana, teman dari RSUD Aceh Tamiang yang ke Banda Aceh karena ada urusan tertentu. Beliau ini sudah BBM saya, untuk istirahat sejenak di rumah saya karena beliau check in di Hotel jam 12.00 siang.

Tepat hari H (kemarin, hari Kamis), yang duluan menghubungi saya teman dari Langsa yang bernama Om Giyon. Saya kaget, yang mana dulu harus saya duluan. Saya harus pilih salah satunya. Setelah saya hening sejenak di rumah sebelum berangkat keluar, baiklah saya dahului Om Giyon ini. Setelah sampai di Rumah Sakit Jiwa Aceh, kita ngopi sebentar di kantin Rumah Sakit Jiwa Aceh, setelah ngopi kita langsung ke ruangan dimana keluarganya di rawat. Setelah Om Giyon mengobrol sejenak dengan petugas ruangan dimana keluarganya di rawat, keluarganya ini sudah sembuh klinis dan bisa pulang. Setelah urusan administrasi selesai, Om Giyon dan keluarganya pamitan setelah dipenkes oleh petugas di ruangan. Saya pun mencari becak untuk mengantarkan Om Giyon dan keluarganya ke Batoh. Dan mereka pun berpamitan kepada saya dan mengucapkan terima kasih. Saat itu jam menunjukkan pukul 08.30 WIB. Alhamdulillah, urusan pertama selesai.

Alhamdulillah sekali, setelah urusan yang pertama selesai baru bang Arif Santana meng-BBM saya, beliau bilang, "Amir abang udah diterminal, Amir dimana tinggalnya, minta nomor hapenya". Kemudian saya balas dan mengirimkan nomor hape saya kepada beliau. Untuk menyambut beliau di rumah, saya membeli bolu buat makan-makan di rumah. Tiba-tiba, beliau mengkonfirmasi ulang, "Amir, abang di Mesjid Raya aja ya, pengen sholat, kalo mau beraktivitas ya lanjut aja. Semoga dapat cekguenya", beliau bilang. Saya jawab, Okeh bang, terima kasih.

Saya saat di rumah, tersenyum-senyum, Ya Allah indah sekali perencanaan-Mu. Hamba udah pasrah, harus pilih salah satu, dan saya pilih Om Giyon ini, dan saya minta maaf kepada bang Arif Santana atas janji yang terabaikan, niat saya. Tapi, alhamdulillah Allah beri jalan lain. Tidak ada yang dikecewakan. Ya Allah Engkaulah yang mempunyai hati kami, Engkaulah yang membolak-balikkan hati-hati kami. Puji syukurku kepada ya Rabb Tuhan semesta alam.


17 Syawal 1437 H / 22 Juli 2016, Banda Aceh


Amiruddin Simbolon bin Ittom Simbolon

Kamis, 14 Juli 2016

Semoga Gak Ada yang Baca !!

Wisudanya udah, nikahnya yang belum :p


Hehehe, sebenarnya tulisan ini bukan ranah publik yang bisa dibaca. Tapi berhubung blog ini jarang-jarang ada yang buka, yah saya tuliskan saja. Ini hanyalah segelumit dari isi hati seorang pria, yang saat ini lagi hangat-hangatnya dengan pertanyaan, "Kapan nikah?".

Baru saja kita  merayakan Hari Raya Idul Fitri 1437 H, bertepatan dengan bulan Syawal. Kalo saya bilang mah ini bulan nikah. heheh :D.

Kalo dibilang, usia saya saat ini sudah 25 tahun, sudah pas-pasnya buat nikah.  Usia saat Rasulullah Shallahu alaihi wasallam menikahi Ummul Mukminin, Siti Khadijah. Tapi saya mah belum juga ada tanda-tanda untuk mengarah kesana :(.

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan seorang sahabat saya yang saya jumpa di IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, kalo boleh saya bilang beliau orang yang sangat pantas untuk bercerita soal pernikahan. Alhamdulillah, beliau nikah muda, dan saat ini sudah dikarunia 2 orang laki-laki. Saat jumpa beliau, beliau bercerita pengalaman beliau saat menikahi istrinya waktu dulu. Sebelum menyampaikan niat suci ini, beliau sudah mendekati Sang Pemilik hati kedua orang tuanya sang calon mempelai wanita. Dalam ceritanya beliau menyampaikan niat baiknya kepada kedua orang tua sang calon, dengan segala argumen diberikan. Alhamdulillah, beliau diterima. Lanjut dengan hari H dan segala syarat ini itu. Memang, jika niat suci ikhlas karena Allah Subhana wata'ala, semua akan Allah permudah. Beliau mengatakan, hanya punya segini, dan keluarganya menerimanya.

Yang menjadi suara-suara aneh malah datang dari para tetangga si calon ini. Suara-suara aneh itu mengatakan, "Kok tiba-tiba nikahan ya, mungkin sudah hamil duluan kali ya, dan bla bla bla", beliau menuturkan sambil tersenyum. Beliau pernah mengatakan, bahwa beliau pengen punya anak yang banyak.

Beliau menasehati saya, segeralah menikah. Yakinlah rezeki itu sudah Allah jamin, malah jika kita berkeluarga pintu rezeki itu terbuka lebar. Kemudian beliau bertanya, tentuin tanggal pernikahan biar ada target yang akan di capai. Dan saya berani jawab tanggal 17 bulan 12 tahun 2016. Jika meleset (Meminang bulan 12 2016, menikah Maret -  Juni 2017)

Kalo boleh jujur, saya saat ini sudah sangat mampu menafkahi lahir dan bathin. Saya sangat yakin soal ini, khan Allah yang menjaminnya.

Pertanyaan horor saai Eid :D


Tawakkalnya dikencengin, doanya juga. Saya berdoa semoga tidak sampai usia ke 26 saya harus sudah menikah.

Memenuhi separuh dhien.

Aamiin ya rabbal alamin.


Suara Hati Anak Lajang di Akhir Zaman.
Banda Aceh, 9 Syawal 1437 H /  14 Juli 2016 M


Amiruddin Simbolon

Minggu, 12 Juni 2016

M U N A J A T

Banda Aceh, 8 Ramadhan 1437 H / 13 Juni 2016 M. Pkl. 06.53

Duhai Penguasa Hari Kemudian, bilakah Engkau berkenan menutup lembaran kehidupan kami yang buruk? Bilakah Engkau berkenan menghapuskan catatan-catatan yang bisa memalukan kami kelak, pada hari yang kami tidak bisa kembali?

Ya Allah, demi mengingat hari demi hari yang kami jalani, seharusnya kami menangis. Tapi, kami tetap biasa saja, seolah  esok tak ada kematian dan dak ada hari kebangkitan.

Ya Allah, demi mengingat kelakuan kami, sepantasnya kami pesimistis dan khawatir bahwa tak ada tempat yang baik bagi kami walaupun setapak kaki sebab kami begitu buruk, sebab kami begitu bersalah. Tapi, demi melihat kebijaksanaan maaf dan ampunan-Mu yang tiada berbatas, bolehlah juga kami berharap bahwa Engkau tidak akan mempermalukan hamba-hamba-Mu ini.

Engkaulah Pemilik Hari Akhir, dengan segala keputusan baik dan buruk kejadian ada di tangan-Mu. Bukan manusia! Manusia miskin maaf, sempit memberi kesempatan. Tapi, Engkau? Maaf-Mu luas, begitu juga dengan kesempatan-Mu.


Salam, 



Amiruddin bin Ittom Simbolon

M U N A J A T

Banda Aceh, 8 Ramadhan 1437 H /  13 Juni 2016 Pkl. 06.40

Pantaslah bila hamba hidup dengan kehidupan yang penuh dengan keburukan, sebab hamba berjalan tanpa kebaikan atau sedikit kebaikan.

Hamba sebenarnya tahu bahwa orang-orang baik akan di anugerahi kehidupan yang baik, maka untuk hidup baik perlu langkah-langkah yang baik. Tapi pikiran pendek hamba berkata, untuk baik ada cara yang lebih cepat, yaitu berbuat zalim, menipu, dan berbohong. Duhai Yang Maha Melindungi, ternyata pegetahuan manusia itu terbatas. Apa yang hamba anggap baik, malah nerusak kehidupan hamba sendiri. Kini, hamba mau sadar sepenuh hati bahwa hamba harus berbuat baik. Tidak ada waktu untuk berbuat buruk. Sebab sampai kapan hamba bisa hidup enak, bila hidup selalu merugikan orang lain dan sedikit berbuat kebaikan.

Ya, Allah, tolonglah hamba dengan memberikan keridhaan dan kemudahan bagi hamba untuk berbuat baik. Sediakan ladang amal selalu untuk hamba agar hamba bisa berbuat baik dan buatlah hamba mampu berbuat baik manakala ladang amal sudah terhidang di depan mata. Aamiin.

Salam,

 

Amiruddin bin Ittom Simbolon

Belajar Dari Pohon Pisang

Sobat, seberapa sering sobat melihat pohon pisang ? Jarang, sering, atau malah punya kebun pohon pisang ? Atau malah sering banget makan goreng pisang ? Hehehe, kalo yang ini saya juga suka banget. Kalau ada diantara sobat yang pelihara pohon pisang, apakah sobat pernah mantengin pohon pisang dari atas sampai akar ? Hmmm, mungkin sobat akan bilang, "Ngapain juga mantengin pohon pisang, apa serunya sih ?"

Sobat dan kebanyakan kita akan menganggap phon pisang ini adalah pohon yang biasa-biasa saja. Kan cuma pohon pisang, yang enak cuma buahnya saja, ngapain juga liatin pohonnya. Tapi, kalu saja sobat mengamati dengan seksama pohon pisang, bukan hanya indera penglihatan, namum juga dengan mata hati, maka sobat akan melihat ada filosofi yang mempunyai makna yang sangat mendalam, dan ingin menyampaikan pesan yang luar biasa kepada sobat. Apa pesannya??

Seperti yang selama ini sobat ketahui, pohon pisang hanya berbuah sekali sepanjang hidupnya. Kalau belum berbuah, mau dipotong berapa kalipun, itu pohon pisang bakal terus-menerus tumbuh sampai dia berbuah. Nah, itulah spesialnya pohon pisang. Nggak percaya Sob ? Coba saja tebas pohon pisang Sob (pohon pisang sendiri ya Sob, jangan punya tetangga bisa panjang urusannya nanti, hehe). Nah, terus pesannya apa ?

Pohon Pisang

Pohon Pisang
Sesuai dengan filosofi pohon pisang tadi, kita dapat menangkap pesan kehidupan. Pesan sederhana, tapi mulia sekali. Pesannya, hidup adalah tumbuh dan berbuah. Dua kata yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena manusia tidak hanya tumbuh dalam hidupnya, tapi dia juga harus berbuah. Karena manusia yang tumbuh, namun tidak pernah berbuah hanya akan menjadi beban buat orang-orang dan lingkungan di sekitarnya. Lho kok bisa jadi beban berat sih ? ya coba bayangkan Sob, untuk tumbuh kita pasti perlu memerlukan banyak sumber daya.

Tumbuh dan berbuahlah, meski mungkin sekali saja dalam hidup lalu mati.

Banda Aceh, 7 Ramadhan 1437 H / 12 Juni 2016


Amiruddin bin Ittom Simbolon

Sabtu, 04 Juni 2016

Ramadhan Di Negeri Orang (Kembali)

Judul di atas terasa menyesakkan bagiku. Ya, sangat menyesakkan. Kembali, bertemu Ramadhan jauh dari keluarga, dan orang-orang yang aku sayangi. Ini adalah Ramadhan ke-III kalinya aku jalani di negeri rantau. 

Hari ini adalah tanggal 28 Sya'ban 1437 H, 2 hari lagi kita umat Muslim akan bertemu dengan tamu yang sangat Mulia, tamu yang ditunggu-tunggu kedatangannya, tamu yang agung yaitu bulan Ramadhan. Alhamdulillah :).

Jujur saat ini saya seeeeeeediiiiiiih banget, sedihnya mah karena Ramadhan ini kembali jauh dari orang-orang yang saya cintai, alias menyendiri kembali. Yap, bahasa kerennya menikmati momen Ramadhan bersama kawan-kawan di sini.

Di Kota ini (Banda Aceh), sangat jarang mendengar orang bangunkan kita sahur, Beda jauh kalo kita tinggal di kampung. Suara kentongan, sorakan anak-anak remaja bangunkan kita sahur. Aku rindu.

Sering kali aku merasa kesepian, bukan karena aku tinggal di pelosok, namun aku merasa banyak 'suara yang hilang' dalam hidupku.. Tapi, aku bersyukur di sini juga banyak teman-teman merasakan hal yang sama. Yah, 'nasib' anak perantau yang jauh dari keluarga.Satu rasa, satu 'nasib'. 

Merupakan suatu kegembiraan tersendiri saat bisa berbuka puasa bareng keluarga, saling berbagi kisah, saling tertawa, dan menikmati masakan terlezat sejagad buatan bunda tercinta. 

Seperti kata pepatah, akan selalu ada hikmah di balik peristiwa.  Semoga Ramadhan di tahun ini kita semua bisa 'diwusida' dengan predikat taqwa. Aamiin aamiin ya rabbal 'alamin.

Adik Fatimah, Bunda, Kakak Hayati dan Keponaan Salsabila

Me, Amiruddin bin Ittom Simbolon

Saya dan Ibunda Tercinta ( Idul Fitri 2 tahun lalu )


 Banda Aceh, 28 Sya'ban 1437 H / 4 Juni 2016.



Amiruddin bin Ittom Simbolon

 

 

Selasa, 31 Mei 2016

Itu Tak Penting, Sungguh Tak Penting !!


Aku selalu tak peduli apapun yang orang lain katakan tentang aku. Tak peduli mereka suka atau tidak. Tak pedulu mereka hargai atau tidak. Tak peduli orang mau berterima kasih atau kebaikan yang telah diberikan atau tidak.

Karena, semua itu tidak penting !

Yang terpenting dalam hidupku adalah, bagaimana aku bisa bermanfaat dan berbagi kepada mereka. Menebar senyuman dengan bersyukur.

Berdamai dengan hati jauh lebih berharga daripada mengharapkan perlakuan orang kepadaku.

Lakukan, tinggalkan, dan lupakan !

Mulai lagi, lakukan, tinggalkan, dan lupakan !!

Aku hanya menginginkan setiap nafas, tenaga otot, pikiran, kebaikan yang aku lakukan untuk memuaskan hatiku.

Aku tau jejak dan catatan ini akan dibalas oleh Allah subhanawata'ala dengan cara yang sangat mengagumkan.

dan, suatu saat nanti aku akan mengingatnya dengan tersenyum. 


Banda Aceh, 1 Juni 2016
(Rindu menulis kembali)

Minggu, 14 Februari 2016

Calon Pemain Timnas U - 50 Masa Depan Indonesia

Footbal in Stadion Rumpit

Alhamdulillah sebulan terakhir ini ane absen dalam persepakbolaan Bina Jiwa FC, berhubungan ada sesuatu hal dan beberapa hari yang lalu saya kembali merumput dan bertugas sebagai penjaga gawang. Skor akhir 3 v 3.

Banyak kebahagian ketika kita bermain footbal, diantara yang terutama adalah silaturrahminya. Saya orang baru di RSJ, masih banyak rekan-rekan di RSJ yang saya belum kenal. Kita semua berbaur, yang di kantor sebagai atasan, sebagai pejabat jika dilapangan semua sama, tetap respek dan saling menghargai tentunya. 

Saat di lapangan, ane bisa melihat langit biru yang luas, subhanallah indah sekali. Perasaan tenang dan nyaman saat melihat alam yang indah itu. 

Saat di lapangan yang beratapkan langit itu, ane merasakan sensasi yang luar biasa, sensasi itu tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata, berupa ketentraman yang menyejukkan qalbu.

Alhamdulillah, thanks Allah anak nikmat yang begitu banyak ini. Jadikanlah hamba orang yang taat kepada-Mu dan matikanlah hamba dalam keadaan khusnul khotimah. aamiin.


Amir pemain timnas U-50 masa depan RI


Banda Aceh, 2 Feb 2016 21.26 WIB

Salam


Amiruddin Simbolon


Senin, 08 Februari 2016

Bukannya Aku Tidak Sanggup

Terkadang saya minder melihat teman atau orang lain Walimahan, luar biasa besar dan mewah acaranya. Kalau saja walimahanku itu cukup hanya dengan memasang tenda. Aku duduk beralaskan tikar bersama teman undangan laki-laki di bawahnya. Istriku bersama undangan perempuan di dalam rumah. Bercengkrama sambil makan bersama. Ya, hampir sesederhana ketika takziah, tapi suasana berkabungnya diganti berbahagia. Hanya saja menemukan calon pendamping dan mertua yang sesederhana itu sulit sepertinya.

Hey, aku bukan merendahkan derajat istri dan keluarganya. Tapi jika walihaman dan makanan mewah sepertinya agak sulit dan pemborosan. Kita akui saja, sekarang walimahan dijadikan tolak ukur gengsi dan apalah sebutannya. Walimahan di masyarakat kita sekarang dijadikan simbol kesuksesan calon menantunya.

Hey, siapapun kelak yang jadi mertuaku. Dengarkan, aku akan berusaha semampuku membahagiakan anakmu kelak. Aku berpendapat saat ini gajiku cukup menghidupi anak dan cucumu kelak. Jika belum cukuppun, akan berusaha untuk mencari penghasilan lebih diluar pekerjaanku.



08.02.2016

Amiruddin Simbolon