Selasa, 04 Maret 2014

KEMATIAN

Minggu, 9 Februari 2014

            Dua hari yang lalu saya masih mengobrol-ngobrol dengan bapak Alm. Achmadsyah, ayahnya Jaul Haq teman saya sekaligus pasien saya.

            Bapak Alm. Achmadsyah adalah pasien saya di Ruangan Cut Mutia RSUD Aceh Tamiang dengan diagnose Cancer Nasofaring. Beliau beberapa hari yang lalu baru saja selesai kemoterapi di RS H. Adam Malik Medah. Setelah selesai di rawat kembali di RSUD Aceh Tamiang.

            Kemarin hari Jum’at pagi, saya, Jaul dan ibunya serta Alm. Achmadsyah  sendiri masih mengobrol-ngobrol, dan saya sempat juga moto Jaul yang mengusuk ayahnya. Dan setelah itu saya pulang. Karena jam kerja saya sudah selesai dan shift pagi pun sudah datang.

            Dan saat saya shift pagi menggantikan teman, betapa terkejutnya saya pak Achmadsya yang kemarin masih saya kusuk bersama anaknya kini telah pergi di sisi Allah SWT. Ya, beliau sudah meninggal.

            Menurut informasi dari teman shift, beliau meninggal jam 04.00. meninggalnya mudah sekali. Sebelum tidur, beliau berpesan, “jangan jauh-jauh dariku, aku mau pergi nanti saat aku tidur”. Itu ucapan yang beliau katakana sebelum tidur.  Saat jam 04.00 anaknya Jaul memanggil perawat dan sempat mengatakan, “Kak, kayaknya ayah sudah meninggal”. Saya tidak tahu bagaimana ekpresi Jaul itu. Kemudian perawat memanggil dokter jaga. Ya, beliau sudah dipanggil Allah SWT. Bapak Achmadsyah telah tiada.

            Pagi harinya saya mengirimkan ucapan belasungkawa dan do’a agar kerabat yang ditinggalkan diberi ketabahan. Semoga ditempatkan di tempat yang indah.

            Kematian itu adalah sesuatu yang pasti. Kita hanya menunggu waktu kapan giliran kita datang. Kita sebagai mukmin haruslah menyiapkan bekal kita menuju kematian.

Rasulullah SAW Bersabda, “Janganlah kamu mengharap-harap kamatian, karena huru hara kematian itu sangat dahsyat”.

Ketika Umar Ibnul Khattab habis di tikam, seorang sahabat berkata padanya, “Aku berharap semoga kulit anda tidak tersentuh api neraka”. Sejenak Umar Ibnul memandang kepadanya dan berkata, “Sesungguhnya orang yang kamu anggap tertipu memang orang yang tertipu. Demi Allah, seandainya aku punya apa yang ada di bumi akan kugunakan untuk menebus dahsyatnya huru hara maut”.


Jaul sedang mengusuk ayahnya yang sedang sakit

Jaul Sedang mengusuk ayahnya 


Semoga kita di matikan dalam keadaan khusnul khotimah.

Amir SangPemimpi

Follow twitter saya @AmirJundi

0 komentar:

Posting Komentar