Jumat, 14 Maret 2014

CUKUPLAH MATI SEBAGAI PERINGATAN




            Saat ini Kita hidup di dalam era materialistis. Nilai-nilai spiritual dan religious telah mundur ke belakang, karena tergeser oleh norma lain yang sejalan dengan dinamika perkembangan zaman. Kondisi ini dipicu oleh kemegahan dan kemilauan dunia sehingga manusia menjadi terlena dan lupa.
           
            Akhirnya, manusia berpaling dari akhirat disebabkan oleh dunia. Mereka lengah dari akhir perjalanan yang pasti akan tiba, yaitu kematian dan kehidupan sesudah kematian. Tidak ada yang mereka persiapkan untuk menghadapi hari itu, karena dunia masih saja memperdaya dan memikat mereka akhirnya kematian datang tiba-tiba. Ketika itu barulah mereka melihat hakikat yang selama ini mereka lupakan atau pura-pura mereka lupakan. Akhirnya mereka menyesal pada waktu hari penyesalan itu tidak lagi berguna. Maha benar Allah SWT berfirman, “Telah dekat kepada manusia hari penghisaban segalam amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian  lagi berpaling (dari pada-Nya). Tidaklah datang pada mereka satu ayat Al-Qur’an pun yang baru (diturunkan) dari Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main (lagi) hati mereka dalam keadaan lalai. (QS. Al-Anbiya : 1-3).  

            Kita telah terjerumus jauh ke dasar jurang yang disebabkan Kita lupa akan kematian, atau kita pura-pura tidak tahu  dan lalai akan kenyataan ini. Atapun kita telah lupa oleh kemilau dunia dan fitnahnya, sehingga kita tidak lagi  dapat melihat akhir dari kehidupan ini.

            Orang akan menyangka kematian itu hanyalah milik orang yang sakit-sakitan dan orang yang sudah tua renta. Padahal kematian itu milik siapapun itu, dari orang sehat, anak muda, pejabat, rakyat jelata, dan siapapun itu. Mereka menyangka bahwa kematian sangat jauh darinya, namun sebaliknya  kematian sangat sangat dekat dengan kita.






            Begitulah kita menyangkal dan melupakan kematian. Alangkah tepatnya ucapat Imam Hasan Al Bashri RA ketika dia berkata. “Aku tidak pernah melihat sebuah keyakinan yang paling miring dengan Keraguan selain daripada keyakinan manusia terhadap kematian.”

            Oleh karena itu Rasulullah SAW berpesan kepada kita agar selalu mengingat kematian, sering membayangkannya dan menunggunya, sehingga dapat mendorong  kita untuk beramal shalih dan bersiap-siap menghadapi hari akhir. Sebagaimana Rasulullah SAW Bersabda, “Perbanyaklah kalian untuk mengingat akan pemutus kelezatan (kematian). (HR. Tirmidzi).

Semoga bermanfaat.
Sumber : Buku Cukuplah Mati Sebagai Peringatan, karya Adil Ahmad Al Janzuri.

Selasa, 11 Maret 2014
Amir SangPemimpi

Follow Twitter saya @AmirJundi

0 komentar:

Posting Komentar